TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di Bulan Ramadan, anggota Komisi V DPR RI, Endang Srikarti menunjukkan kepedulian sosial terhadap masyarakat daerah pilihannya (dapil), dengan menggelar acara pasar murah sekaligus kunjungan kepada seorang anak penderita penyakit kulit di Boyolali, Jawa Tengah.
Pasar murah dilakukan bertepatan dengan Bulan Ramadan di dasari oleh kebutuhan masyarakat setempat terhadap sembako murah di tengah melambungnya harga-harga sembako di pasaran.
Pasar murah digelar selama tiga hari berturut-turut di tiga desa, yaitu Tawangsari dan Ngringin (Boyolali), serta Purwosari (Solo). Acara itu dilakukan dengan membagikan sembako murah seharga Rp40.000,- (Empat Puluh Ribu Rupiah) yang terdiri dari 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, dan 1 kg gula pasir.
Endang yang ditemui usai memberikan secara simbolis paket sembako kepada warga setempat, Jumat (10/6), menuturkan, sembako ini sengaja tidak diberikan secara gratis, justru untuk menjaga martabat warganya sendiri. Warga hanya diharuskan membeli di bawah harga pasar yang umumnya mencapai Rp80.000,- (Delapan Puluh Ribu Rupiah) dengan paket 1 kg gula pasir, 5 kg beras, dan 2 liter minyak goreng.
“Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan seperti ini, apalagi ini bulan Ramadan. Di mana-mana harga sudah melambung tinggi. Paling tidak,bisa meringankan beban ekonomi rakyat kita,” terang Endang prihatin.
Paket sembako murah yang dibagikan merupakan hasil kerjasama dengan Bulog, Jamkrindo, dan Dinas Perdagangan. Ada sekitar 6000 paket sembako yang telah dibagikan. Selain itu, ada juga biscuit dari Kemenkes yang dibagikan kepada balita, ibu hamil, dan lansia untuk memenuhi kebutuhan gizi selama Ramadan.
Usai menggelar pasar murah, politisi Partai Golkar itu menyempatkan diri mengunjungi balita yang menderita penyakit kulit dari keluarga miskin di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali.
Balita tersebut bernama Putri Raya (1,5 tahun) yang menderita penyakit kulit kronis dan berbahaya yang terlihat dari kulitnya yang mengelupas, pecah-pecah, dan teksturnya keras bersisik.
Menurut keterangan ibundanya Puji Handayani, kelainan kulit yang diderita buah hatinya sudah dialami sejak lahir. Akibat kelainan pada kulitnya itu, Putri selalu merasa kepanasan apalagi ketika udara panas menyengat, sehingga Putri merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya meski tak mengeluarkan keringat. Oleh sebab itu, Ibundanya selalu mengipasi Putri hampir sepanjang hari.
Sebelumnya, Putri pernah dirawat di Rumah Sakit Moewardi, Solo selama sebulan, namun tidak ada perbaikan fisik yang berarti. Dokter yang merawatnya belum menemukan diagnosis atas penyakit yang diderita bocah kecil itu.
Kedua orangtua Putri sudah merasa lelah harus pulang pergi ke RS tanpa ada perubahan atas kesembuhan fisik Putri. Kini, kedua orangtua Putri sudah menghentikan berobat jalan ke RS dan merawat Putri sehari-hari dengan obat herbal.
Endang pun bersimpati atas perjuangan Orang tua Putri, Puji dan Sutarmo. Ia menyerukan agar Pemerintah Daerah setempat dan para dermawan mau membantu meringankan beban keluarga miskin ini, demi kesembuhan Putri dari derita penyakit yang belum diketahui obatnya itu.