TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Merauke, Papua yang telah ditetapkan sebagai lumbung pangan nasional oleh pemerintah dinilai sudah tepat.
Hal ini dikarenakan Kabupaten Merauke memiliki potensi pertanian yang luar biasa melalui lahannya yang sangat luas untuk membuka kembali areal sawah.
Anggota Komisi IV DPR RI Saniatul Lativa mengatakan hal tersebut di Merauke, usai mengikuti rangkaian kunjungan kerja ke kabupaten paling timur Indonesia itu, Sabtu (12/11).
“Merauke punya potensi pertanian yang luar biasa. Sudah tepat pemeritah menetapkan Merauke sebagai lumbung pangan nasional. Belanda sendiri dahulu membangun pengairan sawah di lintang selatan, karena potensinya lebih besar daripada lintang utara, " ungkap Saniatul Lativa.
Komisi IV sudah melihat dari dekat pembukaan lahan untuk cetak sawah baru di Distrik Kurik, tepatnya di Kampung Salor, Merauke.
Di sektor A ada 163 hektar lahan yang sudah ditanami dari usulan luas lahan 338 hektar.
Secara keseluruhan di tiga distrik irigasi Merauke ada 2000 hektar lahan yang dibuka dan 1.086 hektar diantaranya sudah ditanami.
Tinggal persoalan yang dihadapi adalah infrastruktur pertanian seperti irigasi dan jembatan.
Kepada Parlementaria, Sani menambahkan, Komisi IV akan terus mendorong agar kekurangan yang terlihat di lapangan bisa segera diatasi. Di Distrik Kurik ternyata masih mengadalkan irigasi tadah hujan.
Kanal-kanal untuk menampung air hujan di sekitar areal swah dibangun. Tapi irigasi ini hanya bersifat sementara, tidak bisa untuk jangka pangjang. Harus dibangun sistem irigasi terpadu.
“Kalau menurut ahli, air harus diambil dari Kabupaten Boven Digul yang bersebelahan. Memang anggarannya untuk proyek ini sangat besar. Tapi, harus kita pikirkan, kalau ini berhasil, hasilnya pun sangat besar dan manfaat ekonomi bagi masyrakat di sini sangat luar biasa,” ungkap politisi Partai Golkar itu. (Pemberitaan DPR RI).