Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, menyerahkan bantuan 11.025 kilogram benih jagung untuk luas lahan tanam mencapai 735 hektar kepada 50 kelompok tani di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Benih tersebut diharapkan bisa meningkatkan produktifitas jagung di Kabupaten Kebumen, sehingga membantu pencapaian target produksi jagung nasional 2019 sebesar 29,3 juta ton. Dengan prediksi tingkat konsumsi jagung nasional sebesar 23,25 juta ton, 2019 ini diharapkan Indonesia bisa surplus 6,68 juta ton jagung.
"Semboyan 'Bhumitirta Praja Mukti' yang melekat pada Kabupaten Kebumen punya pesan mendalam bahwa tanah dan air untuk kesejahteraan bangsa dan rakyat. Suburnya alam yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa tidak boleh kita siakan menjadi lahan tidur. Walaupun kondisi panas terik dan musim kemarau, petani bisa 'membangunkan' lahan tidur usai panen padi dengan menanam jagung," ujar Bamsoet saat acara Panen Padi Gogo dan Penyerahan Bantuan Benih Jagung Hibrida di Desa Waluyo, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (1/3).
Hadir dalam acara ini antara lain Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz, Kapolres Kebumen AKBP, Robertho Pardede, Dandim 0709/Kebumen, Letkol Inf. Zamril Philiang, Kajari Kebumen Erry Pudyanto Marwantono, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Pudjirahayu serta kelompok tani penerima bantuan benih jagung.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini meyakinkan para petani, mitos yang selama ini beredar bahwa lahan yang ditanami jagung akan tandus atau cengkar, tidak sepenuhnya benar. Selama bercocok tanamnya baik dan benar, menanam jagung tidak akan merusak lahan. Malah justru bisa mengoptimalkan lahan dan memberikan pemasukan tambahan kepada petani.
"DPR RI selalu meminta pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian agar selain memberikan bantuan fisik berupa benih, pupuk dan irigasi, juga memberikan bantuan non fisik berupa pembinaan ilmu kepada para petani. Kehadiran 31.500 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tersebar di berbagai desa, yang akan ditingkatkan secara bertahap menjadi 74.000, diharapkan bisa membina petani menjadi lebih baik lagi. Terutama dalam memanfaatkan lahan tidur," urai Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menjelaskan, Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi (Simotandi) dan citra Satelit Landsat-8 Kementeraian Pertanian di 2018 menampilkan lahan tidur Kabupaten Kebumen mencapai 13.011 hektar yang tersebar di 26 kecamatan. Sayang jika tidak dimanfaatkan, misalnya dengan melakukan sistem tumpang sari padi dengan jagung,
"Sistem tumpang sari memanfaatkan lahan tidur sebenarnya sudah sukses dijalankan di beberapa kecamatan di Kabupaten Kebumen. Antara lain di Kecamatan Mirit, Ambal, Buluspesantren, Petanahan, Klirong, Buayan, Rowokele dan Sempor. Diharapkan Kabupaten Kebumen bisa segera melakukan panen raya jagung seluas 1.057 hektar dengan perkiraan produksi mencapai 4.570 ton pipilan kering," jelas Bamsoet.
Jika langkah tersebut sukses, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini berharap petani di daerah lainnya bisa terinspirasi. Data Kementerian Pertanian melaporkan setidaknya ada 24 juta hektar lahan kering dan 15 juta hektar lahan rawa yang punya potensi untuk dimanfaatkan.
"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas lahan pertanian Indonesia di 2018 hanya mencapai 7,1 juta hektar. Jika di beberapa lahan tersebut bisa menjalankan sistem tumpang sari, produktivitas pertanian nasional akan melesat tajam. Ditambah dengan adanya pemanfaatan lahan kering dan lahan rawa, tak menutup kemungkinan di 2045 Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia," pungkas Bamsoet. (*)