TRIBUNNEWS.COM, KALIMANTAN - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarif Abdullah meminta agar landasan pacu (runway) Bandara Supadio Kalimantan Barat (Kalbar) diperpanjang untuk embarkasi haji.
Hal ini menyambut dari kebijakan Gubernur Kalbar yang sudah menghibahkan tanah untuk perluasan asrama haji.
"Dengan begitu kan asrama haji bisa dibangun lebih besar untuk persiapan embarkasi haji. Volume jamaah saat ini cukup meningkat, apalagi kalau nanti umpamanya Kalimantan Tengah belum siap, embarkasi haji bisa di Kalbar," kata politisi Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu, usai pertemuan dengan PT. Angkasa Pura II di Bandara Supadio, Kalbar, Kamis (21/11/2019).
Menurut Syarif, sejak periode lalu, dirinya telah meminta perpanjangan landasan pacu bandara.
Ia bersyukur saat ini sedang proses perpanjangan dari awalnya 2.250 meter menjadi 2.600 meter ditargetkan pada tahun 2020 sudah selesai. Selanjutnya secara bertahap sampai 3.000 meter, dengan begitu bisa menjadi embarkasi haji sendiri.
"Selain itu, tujuan perpanjangan landasan pacu ini juga untuk mengantisipasi perkembangan bandara 5-10 tahun ke depan serta untuk kepentingan pertahanan Negara. Karena Kalbar ini dekat dengan wilayah perbatasan, hal-hal seperti itu yang perlu kita siapkan dari sekarang," tutur legislator dapil Kalbar ini.
Dalam kesempatan yang sama, Director of Finance Angkasa Pura II Bayu Rafisukmawan mengatakan, perpanjangan runway dari 2.250 untuk sampai meter ke 3.000 meter perlu beberapa tahapan.
Terlebih landasan ini berada di lahan gambut, sehingga perlu treatment khusus.
"Jadi untuk saat ini kita akan panjangkan dulu 2.600 meter, mungkin ke depannya kita akan panjangkan sampai 3000 meter. Tentu ini akan menjadi perhatian kami, terlebih ke depannya Kota Pontianak atau pun di Kabupaten Kubu Raya akan menjadi salah satu embarkasi haji," jelasnya.
Ia menambahkan, kalau memang nanti sudah ada embarkasi haji, mau tidak mau perpanjangan runway harus sampai 3.000 meter.
“Karena memang untuk pesawat wide body runway mesti sepanjang itu,” pungkasnya. (*)