TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan kualitas pendidikan di Provinsi Gorontalo harus segera diperbaiki. Pasalnya, kondisinya saat ini sangat memperihatinkan, ditambah lagi presentase angka putus sekolah di sini cukup tinggi.
Menurut data Dinas Pendidikan Gorontalo, dari total 50.831 murid SMA/ SMK/ SLB di Gorontalo, tercatat 500 orang di antaranya memilih tidak lagi melanjutkan sekolah. Menurut Gobel, agar SDM Gorontalo bisa bersaing, kuncinya dengan memperbaiki kualitas pendidikan.
“Itulah kenapa saya mengajak bapak-ibu sebagai tokoh pendidikan dan tokoh agama untuk saling bersinergi dalam hal ini. Bagaimana kita bisa mengevaluasi apa sebenarnya masalah yang dihadapi oleh sekolah dan perguruan tinggi, dari mulai peserta didik maupun guru-guru dan dosennya harus ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Agar bisa memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada para anak didiknya,” ujar Gobel saat bersilaturahmi dengan ormas Islam dan para Rektor PTN/PTS se-Gorontalo, Senin (3/5/2021).
Politisi F-NasDem ini mengungkapkan, pihaknya telah bertemu dengan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) agar beasiswa di Gorontalo dapat ditingkatkan. Hasilnya, dari yang semula hanya dialokasikan untuk 1.800 orang, kemungkinan akan naik menjadi sekitar 8.000-an orang. Tidak hanya itu, para guru dan dosen juga akan diusahakan mendapatkan program beasiswa dari Kemendikbud.
“Karena saya berharap bahwa kita ingin mengejar ketertinggalan Gorontalo dengan program-program tadi. Dengan program ini, kita harus membuat satu visi ke depan dengan menjabarkan sebuah roadmap bagaimana pembangunan SDM kita. Saya berharap para generasi muda Gorontalo bisa kita harapkan menjadi calon-calon pemimpin kita di masa depan,” harap Gobel.
Selain itu, legislator dapil Gorontalo ini mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Gorontalo juga harus ditingkatkan, semua sumber daya yang ada di daerah ini harus bisa diangkat dan dimanfaatkan menjadi nilai tambah menjadi ekonomi yang besar ke depan.
"Supaya nanti ada korelasi antara SDM dengan pertumbuhan ekonomi. Jangan sampai nanti SDM yang terpakai banyak di luar dari rakyat Gorontalo. Kalau kita tidak bangun SDM serta keahliannya, saya khawatir bukan hanya akan kedatangan pekerja dari daerah lain, tapi pekerja asing mungkin juga akan masuk. Di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara kita ketahui bersama juga sudah masuk (pekerja asing),” imbuhnya.
Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) tersebut menambahkan, untuk mewujudkan Gorontalo menjadi 5 sejahtera di Indonesia, perlu sinergi antara tokoh ulama dan pendidikan.
“Kita harus jadikan label Serambi Madinah yang melekat pada Gorontalo ini menjadi satu kekuatan besar dengan nama Madinahnya, tentu dengan keislamannya, bagaimana bisa membangun ini semua. Saya sudah membedah alokasi anggaran untuk Gorontalo, kecil sekali, baik itu untuk pendidikan maupun UMKM, yah tidak salah kalau kenyataannya Gorontalo menjadi daerah miskin nomor 5,” tutupnya. (*)