News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Umar Bashor Dorong Penguatan Ketangguhan Bencana di Daerah Rawan Bencana

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pulau Matasirih yang termasuk kawasan rawan bencana oleh BPBD Kotabaru.

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VIII DPR RI Umar Bashor mengatakan, daerah-daerah rawan bencana menjadi sorotan Komisi Vlll DPR RI, salah satunya di Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang baru-baru saja terjadi longsor di Dusun Poreng.

Politisi PDI-Perjuangan ini menilai, jika bencana tidak ditangani secara serius, maka akan mengancam keselamatan jiwa masyarakat yang tinggal. 

Umar meminta warga yang berada di daerah kantong-kantong bencana agar selalu terkoneksi dengan instansi pemerintah terkait utamanya BPBD, guna mempercepat informasi kondisi cuaca yang berpeluang terjadi bencana.

“Daerah rawan longsor atau rawan bencana hendaknya dilakukan kawasan tangguh bencana atau diawali dengan Desa Tangguh Bencana atau Kampung Siaga Bencana,” kata Umar dalam keterangan pers, Senin (29/11/2021).

Legislator asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tersebut berharap daerah rawan bencana untuk dilakukan mitigasi, kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakatnya. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sinergi antara masyarakat dengan BPBD setempat, hingga benar-benar terjalin hubungan yang kuat dan baik.

"Wujudkan ketangguhan menghadapi bencana itu diperlukan sinergitas pentahelix,” pesan Umar.

Lebih lanjut, Umar menyatakan, pihaknya akan mendorong penguatan sistem dan perangkat penanggulangan penanganan kebencanaan melalui BNPB, sebagai mitra kerja Komisi Vlll. Bila daerah itu tidak terkoneksi seluler atau internet, maka harus dilakukan lewat hand talking (HT).

"Kami dorong penguatan sistem kebencanaan di daerah rawan melalui BNPB agar terbentuk ketangguhan kebencanaan,” pungkasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini