“Corrupbol [Conmebol] mengerikan. Mereka memilih Ostojich (untuk menjadi wasit final) setelah apa yang dia lakukan dalam pertandingan Paraguay vs Peru. Dia mengerikan. Dia secara tidak adil mengeluarkan (kapten Paraguay) Gustavo Gomez. Kemudian, (dia diusir] pemain Peru (Andre Carrillo) juga,".
"Melawan tuan rumah, Messi dan rekan setimnya harus bermain 1.000 persen untuk juara," kata Chilavert.
Soal netralitas Conmebol, Messi yang menjadi motor Argentina pada ajang Copa America 2021 kali ini, pernah menjadi 'korban' dari ketidakadilan.
Baca juga: Final Copa America 2021 Brasil Vs Argentina, Messi Tanggapi Pernyataan Neymar Soal Final Ideal
Messi geram melihat perlakuan wasit yang tak adil di Copa America.
Striker berusia 34 tahun itu diusir dengan kartu merah karena pelanggaran terhadap bek Cile Gary Medel dalam perebutan peringkat ketiga Copa America 2019 di Brasil.
Messi sangat marah terhadap insiden itu, sehingga dia menolak untuk menerima medali peringkat ketiga setelah Argentina menang 2-1.
"Kita tidak boleh terlibat dalam cara korup untuk melakukan sesuatu," gerutunya, seperti dikutip dari Livefootballontv.net.
"Selama Copa America ini kami diperlakukan dengan tidak hormat. Kami bisa tampil dengan lebih baik, tapi mencapai final terbukti tak mungkin bagi kami."
"Karena korupsi dan wasit, tidak mungkin bagi para penggemar untuk menikmati sepak bola dengan cara ini. Sepak bola akan hancur," tegas Messi.
Baca juga: Lionel Messi Tantang Neymar di Final Copa America 2021 Bermodal Rekor Impresif
Opini Chilavert nyaris sama dengan kegalauan Messi.
Setelah semifinal Copa America 2019, di mana Argentina kalah 0-2 dari Brasil, Messi sudah mengeluhkan cara perwasitan.
"Mungkin kata-kata saya berperan hari ini," ucap Messi setelah menerima kartu merah melawan Cile.
Menurutnya, kartu kuning sudah lebih dari cukup diberikan kepadanya dan Medel, tapi wasit memaksakan diri dengan kartu merah.
"Kebenaran harus terungkap," tegas Messi.
Conmebol membantah semua pernyataan Messi itu dan menilai tak berdasar.
Tudingan adanya campur tangan konfederasi mendukung tuan rumah di turnamen besar memang bukan hal baru.
Meski begitu, tudingan-tudingan itu hanya akan memanaskan laga final yang segera dihelat.
So, tuan rumah juaranya? Saksikan saja.