Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Sebagai negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia, beragam sifat serta perilakunya tentu banyak menimbulkan permasalahan serius, aneh hingga lucu yang dialami jemaah haji Indonesia selama di Makkah Al Mukarromah.
Hal ini bisa dimaklumi karena tidak semua jemaah haji Indonesia berasal dari kota dan berpendidikan mumpuni.
Bahkan mayoritas dari 231 ribu jemaah haji Indonesia berusia lanjut dan banyak dari mereka yang baru pergi ke kota besar.
Rustam Effendi Hasibuan, Panitia Petugas Haji Indonesia (PPIH) dari bagian Perlindungan Jemaah (Linjam) yang bertugas di sektor 9 menceritakan berbagai masalah jemaah haji saat
memberikan edukasi kepada jemaah haji asal Balikpapan di Hotel 914, Reabbakshy, Kota Makkah, Senin (22/7/2019).
Baca: Keinginannya Naik Haji Dikabulkan Raja Arab, Kakek Uhi Dijanjikan Beribadah Dikawal Protokoler
Baca: YAMAHA Bakal Akhiri Kerjasama dengan Valentino Rossi, Sudah Siapkan Pengganti
Baca: Imam Masjidil Haram Terkesan Dengan Kesopanan dan Kerendahan Hati Jemaah Haji Indonesia
“Ada jemaah yang tercecer uang 1.000 riyal lebih, ada juga jamaah yang mutar-mutar tinggal pakai baju dalaman. Ada yang diajak muter-muter orang tidak dikenal. Kejadian terakhir jemaah ambil wudu, air tidak dimatikan. Kartu kunci dibawa, kamar banjir,” katanya.
Rustam meminta agar jemaah perlu disiplin dan waspada.
Jika mau keluar ruangan pastikan kamar aman.
“Sudah ada kejadian ada jemaah masak di dalam kamar. Itu rawan kebakaran. Kompornya bisa meleduk,” katanya.
“Pastikan semua yang berkenaan dengan listrik tercabut. Kemudian pastikan atribut saat keluar sudah lengkap. Jangan terlalu banyak membawa uang. Ada yang mau beli tasbih harga tujuh juta. Ngeri. Ini benar terjadi,” tambah Rustam.
Baca: KKHI Makkah Sudah Tangani 76 Pasien Jemaah Haji
Baca: Tiga Gerakan Sukses Selamatkan Jemaah Haji dari Sakit
Selama pantauan di Makkah memang ada saja jemaah yang terlihat berputa-putar dari satu toko ke toko lain.
“Jadi coba konsentrasi ke ibadahnya. Semua yang perlu dibawa ya dibawa. Buat antisipasi jika terlepas dari rombongannya,” ujar Rustam.
Masalah keselamatan dari lalu lintas kendaraan juga harus diperhatikan jemaah haji.
Sebab cara berkendara orang Arab sangat beda jauh dengan cara berkendara orang di tanah air.
“Jika nyeberang juga hati-hati. Pengendali mobil di sini semuanya nginjak gas. Segan untuk nginjak rem. Tunggu saja sampai sepi dulu. Hati-hati sebaiknya berombongan saat menyeberang, faktor keamanan itu penting,”katanya.
Masalah ini semakin pelik karena tidak semua orang di Arab Saudi bisa dipercaya.
Salah satunya ada oknum yang menyamar sebagai petugas haji dari Indonesia atau petugas haji gadungan yang tega melakukan penipuan terhadap jemaah haji Indonesia.
“Petugas gadungan juga ada, menyamar dan bisa bahasa Indonesia. Memang orang Indonesia, kalau tidak pakai seragam, bilang petugas, jangan percaya. Petugas keluar selalu pakai seragam,” tegas Rustam.