Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Otoritas pengendali haji Malaysia dan Indonesia bertemu di Makkah, Selasa (20/8/2019).
Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak memperbincangkan manajemen pengelolaan jemaah haji dari sejak masa pendaftaran hingga manajemen di Tanah Suci.
Terdapat perbedaan signifakan antara Indonesia dan Malaysia dalam pengelolaan jemaah haji.
Pastinya jumlah jemaah haji lebih besar yakni sebanyak 231 ribu jemaah haji sedangkan Malaysia hanya mengelola 32 ribu jemaah haji.
Perbedaan lain adalah soal pendaftaran haji. Warga Malaysia ternyata begitu lahir bisa langsung daftar haji dengan membuka rekening di Tabung Haji minimal 2 Ringgit Malaysia sedangkan di Indonesia baru bisa daftar saat usia 15 tahun dengan masa tunggu 20 tahun.
Baca: Tabung Haji Malaysia Bertukar Informasi Manajemen Pengelolaan Haji Indonesia
“Begitu lahir bisa langsung buka account di Tabung Haji tapi masa tunggunya 121 tahun. Dia akan punya masa pendek antrian setelah melunasi seluruh biaya pembayaran,” kata Ketua Rombongan Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Bin Syed Abdul Rahmad.
Sri Syed Saleh mengatakan kuota haji Malaysia tahun ini sebanyak 30.200 kursi, dia menambahkan peminat haji di Malaysia sangat tinggi sehari pendaftar haji bisa 1000 orang. Dan hingga saat ini sudah ada kurang lebih 4 juta jemaah yang menunggu antrian berangkat haji.”Jadi dalam 1 bulan kita bisa menerima 30 ribu pendaftar haji, habis sudah kuotanya,” katanya.
Malaysia mengakui sangat kagum dengan Indonesia karena mampu mengatur jemaah haji yang jumlahnya sangat besar sebanyak 231 ribu jemaah dengan rapi dan tertib.
“Saya amat kagum sekali. Karena dengan jumlah yang begitu besar, hampir 231 ribu berbanding dengan malaysia yang hanya 30 ribu tapi bisa begitu dikendalikan dengan begitu tersusun, sistematik, dan memang ternyata dapat dilihat baik di makkah dan di madinah, dan ini kita dengar dari pihak kerajaan Arab Saudi bahwa urusan pengendalian jemaah haji Indonesia juga diantara yang terbaik,” kata Dato’ Sri Syed Saleh.
Menurutnya Indonesia hukan saja sukses dari segi pengendalian, tapi juga dari segi jemaah haji itu sendiri penuh disiplin, punya ilmu secukupnya, dan dari segi ibadah haji mereka sungguh teratur dan tidak menimbulkan perkara-perkara yang tidak diingini. “Jadi saya rasa itu dikagumi, dan malaysia juga ini suatu perkara yang kita bisa kerjasama untuk meningkatkan lagi prestasi kita di malaysia,” katanya.
Pertemuan antara pengelola haji Indonesia dan Malaysia kemarin memberikan kesan mendalam terutama bagi pihak Malaysia.
“Sebenarnya sudah tentu cara pengendalian pihak malaysia dengan adanya situasi-situasi tertentu manakala di Indonesia juga ada cara pengendalian tertentu, yang dapat kita pelajari adalah bagaimana pengendalian itu bisa ditinggalkan di rombongan haji manusia. Misalnya dari perkara-perkara yang kita lihat dari segi kesehatan, penggunaan IT untuk kemudahan jemaah haji, dan dari segi pembimbingan untuk ibadah haji juga boleh kita pelajari bersama, untuk peningkatan berkhidmat ke masa ibadah haji,” kata Dato’ Sri Syed Saleh.