TRIBUNNEWS.COM- Pejabat keamanan Arab Saudi mungumumkan penyelesaian tahap pertama persiapan haji 2020, Selasa (21/7/2020).
Komandan pasukan yang bertanggung jawab atas keamanan jemaah di Masjidil Haram, Mekkah, menekankan, melindungi jemaah haji adalah prioritas mereka.
"Kami terutama berfokus pada aspek kesehatan tahun ini karena situasi pandemi virus corona. Tahap-tahap yang tersisa akan dilaksanakan dalam beberapa hari mendatang," kata Mayjen Muhammad al-Ahmadi, dikutip dari Arab News, Rabu (22/7/2020).
Menurut Ahmadi, pengaturan telah dilakukan untuk mengontrol keluar masuknya jemaah haji di Masjidil Haram.
Salah satunya, memastikan para jemaah mematuhi jarak aman atau physical distancing.
Pihak keamanan juga telah membuat jalur pembatas di sekeliling Ka'bah serta antara bukit Safa dan Marwah.
Selain itu, pintu masuk ke area Masjidil Haram hanya akan diizinkan bagi jemaah yang memiliki izin resmi.
Baca: Baru Terjadi Saat Pandemi Covid-19, Kiswah Kabah Digulung dan Ditutup Kain Putih di Awal Musim Haji
Baca: 7 Hari Lagi Idul Adha 2020, Berikut Harga Hewan Kurban, Bervariatif: Kambing, Sapi hingga Unta
Masjidil Haram ditutup pada hari Arafah
Untuk mencegah penularan Covid-19, Masjidil Haram akan ditutup pada hari Arafah, Kamis (30/7/2020) dan Idul Adha pada Jumat (31/7/2020).
"Keputusan untuk menunda shalat di Masjidil Haram, termasuk di area terbuka akan berlanjut. Kami mengimbau penduduk Mekkah untuk berbuka puasa pada hari Arafah di rumah masing-masing," kata dia.
Pusat komando dan kontrol yang terletak di Mina dan Muzdalifah juga akan beroperasi secara penuh.
Sementara itu, pintu masuk ke Kota Mekkah akan dijaga ketat oleh pasukan keamanan sekana 24 jam untuk mencegah masuknya jemaah ilegal.
Baca: Pemerintah Arab Saudi Tetapkan Ibadah Haji dengan Pembataaan Akan Dimulai 29 Juli 2020
Baca: Nagita Merinding Diberi Karpet Masjidil Haram Oleh Syekh Ali Jaber, Raffi Ingat Kejadian Waktu Umroh
Kepala Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Abdurrahman al-Sudais mengatakan, khotbah Arafah akan diterjemahkan ke dalam 10 bahasa, termasuk China dan Rusia.
Dia menambahkan, rencana operasional yang diadopsi untuk haji berfokus pada tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan para jemaah haji.
"Arab Saudi telah berpengalaman dalam menangani haji dan manajemen krisis selama 80 tahun," tegas dia.