TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Arab Saudi menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat di putaran pertama Haji 2020.
"Semua tindakan dan rencana yang diperlukan telah dilaksanakan untuk memastikan keamanan para jamaah haji, termasuk protokol yang sejalan dengan praktik internasional," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammed Al-Abd Al-Ali, Rabu (29/7/2020).
Para jamaah akan dicek gejala Covid-19 dan tanda-tanda lainnya beberapa kali setiap hari secara rutin, sebagaimana laporan Arab News.
Jika terdapat tanda-tanda infeksi, otoritas akan mengisolasi jamaah dan merawatnya.
Baca: Foto-foto Dramatis Pelaksanaan Haji 2020, Jamaah Wajib Kenakan Masker dan Berjaga Jarak
Baca: 11 Ibu Hamil di Surabaya Positif Covid-19, Jalani Isolasi di Asrama Haji Sukolilo
Selain itu, juga menjauhkan dari jamaah lainnya untuk menghindari penularan.
Al-Ali mengatakan bahwa enam rumah sakit tersedia untuk merawat jamaah, salah satunya adalah rumah sakit keliling.
Selain itu ada 51 klinik, 62 tim pengawas lapangan, 200 ambulans, dan 8.000 tenaga medis profesional.
Haji tahun ini dimulai pada Selasa (28/7/2020) hingga Minggu (2/7/2020).
Pemerintah Saudi membatasi jumlah jamaah bagi ekspatriat dan warga sipil untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sejumlah Batasan selama Haji 2020
Pandemi Covid-19 memang mengubah suasana Haji 2020 hingga berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah jemaah dibatasi hanya 1.000 orang karena kebijakan yang diberlakukan Kerajan Arab Saudi.
Padahal setiap tahun dua kota suci, Mekah dan Madinah setidaknya menampung sebanyak 2 juta jemaah.
Jemaah dari luar negeri juga tidak diizinkan, sekitar 70 persen total jemaah berasal dari warga asing yang sudah berada di Arab Saudi.
Baca: Ibadah Haji 2020, Masjidil Haram Ditutup saat Hari Arafah dan Idul Adha
Baca: Sapi Terbesar di Mall Hewan Kurban Haji Doni 1.2 Ton Dijual Seharga 150 Juta