Kita diminta sebanyak-banyaknya berzikir mengingat Allah agar hati menjadi tenang, damai, khusyu’, dan itulah sesungguhnya puncak kebahagiaan sejati manusia tatkala diri ini merasa begitu dekat kepada Allah, selalu mengingat-Nya dalam setiap situasi dan akhirnya mampu berakhlak dengan akhlak Allah (takhallaqu bi-akhlaaqillah) yang terefleksikan dalam perilaku sehari-hari yang santun, taat pada aturan, dan berakhlak mulia dengan sesamanya.
Ketenangan jiwa tersebut sesungguhnyadapat dicapai melalui zikir sebagaimana firman-Nya:
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hari mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
Berzikir untuk menyadari betapa kita ini kecil dan bukan apa-apa di depan kemahakuasaan Allah Rabbul Izati.
Menegaskan kembali akan keagungan-Nya seraya menyambut panggilannya untuk berhaji Labbai Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulk laa syarika lak.
Kita datang dari tempat yang jauh dari segenap penjuru, ribuan kilometer kita tempuh dengan segala suka dan duka dan antrean panjang kita tunggui dengan penuh kesabaran.
Kini saatnya kita berada di puncak ibadah haji di sini.
Sepantasnyalah kita jadikan hari ini sebagai momentum untuk melakukan tranformasi diri menjadi orang yang lebih menghayati makna ibadah yang kita lakukan, bertekad untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dan berjanji untuk tidak melakukan kesalahan di masa yang akan datang.
Kita istighfar minta ampun kepada Allah dari segala khilaf dan dosa yang kita lakukan, sadar bahwa selama menjalani hidup tak akan luput dari perbuatan salah dan dosa, sering abai terhadap aturan dan lalai dalam beribadah kepada-Nya.
Hari Arafah inilah saat doa kita didengar dan saat Allah mengampuni dosa kita.
Rasul bersabda: "Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat."
Kemudian Allah berfirman: "Apa yang diinginkan oleh mereka?”
Suasana Arafah seperti sekarang ini juga sekaligus merupakan momentum terbaik bagi kita untuk muhasabah introspeksi tentang siapa kita, apa yang kita lakukan dan ke mana akhirnya ujung dari kehidupan ini.
Alquran menjawab pertanyaan ini melalui episode penciptaan yang merefleksikan apresiasi luar biasa atas entitas ciptaan-Nya yang memiliki keunggulan dibanding dengan ciptaan lainnya.