Laporan wartawan Tribunnews.com, Aji Bramsta
TRIBUNNEWS.COM, MINA - Jemaah haji Indonesia masih ada yang melempar jumrah di luar jadwal waktu yang ditentukan.
Hal ini menjadi evaluasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia.
Sebagaimana diketahui, jemaah haji asal Indonesia mendapat jadwal melempar jumrah pada dua waktu, yakni dini hari dan sore.
Pada dini hari, waktu lempar jumrah antara pukul 01.00-06.00, sementara sore hari mulai bada ashar sampai tengah malam.
Nah, masih banyak jemaah yang meyakini waktu utama melempar jumrah yaitu setelah duha pada 10 Djulhizzah (9 Juli 2022), dan setelah waktu Dhuhur pada hari hari tasrik (10, 11, 12 Juli 2022).
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia yang Mengambil Pilihan Nafar Awal Mulai Bergerak ke Kota Makkah Hari Ini
Sehingga, beberapa jemaah pilih melempar jumrah sendiri, di luar waktu yang disediakan.
Hal ini menjadi catatan evaluasi bagi tim PPIH.
Selain membahayakan jemaah karena harus berdesakan dengan jemaah dari negara lain, pihak PPIH mendapat teguran dari otoritas Arab Saudi.
Baca juga: Satgas Covid-19: 70 Persen Jemaah Haji Indonesia Telah Mendapatkan Vaksin Booster
"Kami mengimbau jemaah tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal itu untuk kenyamanan jemaah sendiri," kata ketua PPIH Arab Saudi, Arsad Hidayat di Mekah, Minggu (10/7/2022).
Terkait pembagian waktu dini hari dan sore dari Arab Saudi ini, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, jemaah Indonesia mestinya harus bersyukur.
Pasalnya, berjalan kaki 7 kilometer setiap kali melempar jumrah, bisa menguras tenaga bila dilakukan siang hari.
Baca juga: Momen Menag Yaqut Cholil Qoumas Lempar Jumrah, Jalan Kaki 5 Km Hingga Bertemu Jemaah Haji Indonesia
"Jemaah bisa melempar dengan lengang. Ini tentunya karena ada pembagian jam melempar dari pihak Arab Saudi. Saya pikir untuk Indonesia kebagian sore sudah pas karena relatif lebih adem tidak panas," kata Yaqut Cholil Qoumas.
Kelelahan
Catatan lain dari PPIH, masih ada jemaah yang memaksakan diri melakukan lempar jumrah dalam kondisi kelelahan.
Akibatnya banyak jemaah yang tidak kuat berjalan di jalur jamarat.
Mereka beristirahat sejenak di pinggir jalur dan sekitar pos layanan kesehatan.
Padahal, PPIH telah mengimbau bahwa bagi jemaah yang sakit dan tidak kuat bisa melakukan badal jumrah.
"Kami keliling membawa kursi roda dan air minum, menemukan banyak jamaah yang melelahkan dan dehidrasi terutama yang berusia 50 tahun ke atas," kata koordinator Emergency Medical Team (EMT) Mekkah, Erwinsyah di Jamarat.