TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Kepala Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi Zainul Muttaqin (47), menegaskan kembali, bahwa 229 ribu jamaah haji Indonesia, akan mendapat prioritas dari Muassasah Adillah untuk memperoleh tasreeh (izin) ziarah tur spritual mereka di Tanah Suci.
Dalam keterangan persnya Sabtu (27/5/2023) siang, di kantor misi Haji Indonesia.
Hingga H+4 pelayanan jamaah haji Gelombang I di Madinah, sudah ada 20 ribu jamaah dari 52 kloter dari 9 embarkasi yang memperoleh lembar dokumen izin (pdf) dari aplikasi e-hajj.
Baca juga: Jemaah Haji Diminta Ungkap Jumlah Harta Jika Nilainya Lebih dari 60.000 Riyal Saat Masuk Arab Saudi
"Insyallah semua jamaah Indonesia dapat akses, itu komitmen kita," kata Zainul Muttaqin.
Selain itu, jelasnya, secara mandiri, ribuan jamaah juga sudah mendaftar dan memperoleh izin dan jadwal ziarah melalui aplikasi ibadah dan ziarah Nusuk, sub domain e-Hajj.
Jaminan prioritas memperoleh tasreh ziarah itu, juga sudah dikemukakan Wakil Menteri Haji dan Umrah Bidang Ziarah Arab Saudi Muhammad Abdurrahman Al Bijawi, saat bertemu dengan Ketua PPIH Arab Saudi Subhan Chalid dan kepala diplomat kedutaan besar Indonesia di Madinah dan Jeddah.
Kebijakan memperoleh izin ziarah dari otoritas pengelol dua situs ibadah utama di Tanah Suci (Haramain), mulai berlaku di puncak masa pandemi global 2021 lalu.
Kebijakan itu jadi momentum bagi Khadimul Haramain, untuk membatasi dan mengatur jadwal ziarah.
Di level negara, tanggal 26 Oktobet 2022 lalu, Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq Fawzan Muhammed juga menegaskan jaminan izin ziarah bagi jamaah haji Indonesia.
Jaminan diplomatik itu dikemukakan perwakilan keRajaan Arab itu saat bertemu Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di Jakarta, akhir tahun lalu.
Kebijakan dan kemudahan layanan ibadah haji ini, diperkuat fakta ada 30 persen jamaah Indonesia masuk kategori lanjut usia.
Tahun ini, dari 221.000 kuota dasar dan 8.000 kuota tambahan, ada sekitar 67 ribu jemaah berusia di atas 65 tahun.
Baca juga: Tidak Lolos Tes Kesehatan, 7 Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Cirebon Gagal Berangkat ke Tanah Suci
Mereka mayoritas belum ramah gadget dan aplikasi berbasis digital.
Kadaker menyebut, sejak hari pertama penyelenggara. misi haji 1444 Hijriyah, sistem server dan aplikasi e-hajj Arab Saudi belum siap.