Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Menjelang musim Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi, para Dokter di Uni Emirat Arab (UEA) telah menjelaskan vaksin apa yang harus diambil oleh para jemaah Haji.
Mereka juga telah mencantumkan langkah-langkah pencegahan lainnya untuk memastikan ibadah Haji yang aman bersama jutaan Muslim di Arab Saudi.
Mengacu pada skala kegiatan ibadah semacam itu dan kedekatan jarak antara jemaah satu dengan jemaah lainnya, dokter menyebut ada peningkatan risiko penyakit menular yang menyebar secara cepat.
Baca juga: Pilih Jenis Alas Kaki yang Nyaman Saat Ibadah Haji, Jangan Pakai Sandal Jepit Ya
Oleh karena itu, penting bagi jemaah untuk divaksinasi sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan Saudi.
Dikutip dari laman Gulf News, Kamis (1/6/2023), vaksinasi adalah persyaratan wajib untuk memperoleh izin Haji, dan jemaah harus menyelesaikan vaksinasi yang diperlukan, setidaknya 10 hari sebelum bepergian.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kerajaan Saudi telah mengeluarkan dokumen untuk memenuhi persyaratan dan rekomendasi kesehatan bagi pengunjung yang bepergian ke Arab Saudi untuk tujuan Haji atau pekerjaan musiman di daerah Haji selama musim ini.
Para ahli di UEA menyoroti pentingnya vaksinasi sebelum memulai perjalanan Haji.
Mereka pun menyebutkan vaksinasi penting apa saja yang harus dipertimbangkan oleh jemaah Haji.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Khusus Burjeel, Sharjah, Dr Rasha Awad bahwa ada pedoman tertentu yang harus diikuti jemaah Haji.
"Pihak berwenang telah menyarankan jemaah Haji untuk mengikuti pedoman tertentu untuk memastikan keberhasilan ibadah Haji bagi semua orang," kata Dr Awad.
1. Vaksinasi virus corona (Covid-19)
Pedoman resmi bagi mereka yang berada di luar Arab Saudi menyatakan bahwa jemaah Haji harus divaksinasi virus corona (Covid-19).
Baca juga: Arab Saudi Luncurkan E-Visa untuk Tujuh Negara, Ibadah Haji Makin Mudah
"Karena begitu banyak orang berkumpul di satu tempat, ada peningkatan risiko penularan penyakit pernafasan seperti Covid-19," jelas Dr Awad.
Menurut pedoman, semua jemaah Haji harus memiliki dua kali suntikan vaksinasi Covid-19, jika vaksinnya adalah Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca, Covovax, Nuvaxovid, Sinopharm, Sinovac, Covaxin dan Sputnik-V.
Sedangkan mereka yang menggunakan Janssen hanya membutuhkan satu dosis saja.
"Tindakan pencegahan tambahan yang dapat dilakukan jemaah untuk melindungi diri dari infeksi pernafasan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air atau sanitizer, terutama setelah batuk atau bersin, menggunakan kamar kecil, atau sebelum dan sesudah mengkonsumsi makanan atau menyentuh hewan," papar Dr Awad.
Baca juga: Ini Menu Makanan Jemaah Selama Menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci, Ada Nasi Uduk hingga Ayam Gulai
Selain itu penting pula mengenakan masker saat berada di tempat ramai, dan menjaga jarak jika berada di dekat orang yang tampak terganggu kondisi kesehatannya.
"Kenakan masker di tempat ramai dan jaga jarak dari mereka yang tampak sakit," tutur Dr Awad.
Dr Awad juga mengimbau jemaah Haji disiplin dalam membuang tisu yang telah digunakan.
"Hati-hati buang tisu yang digunakan saat batuk atau bersin," kata Dr Awad.
Ia kembali mengingatkan jemaah Haji untuk melakukan vaksinasi Covid-19 untuk menjaga kesehatan selama berada di tanah suci.
"Merupakan tugas bersama kita untuk mendapatkan vaksinasi dan mengambil tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan kita dan kesehatan orang lain dalam ziarah suci ini," pungkas Dr Awad.
2. Vaksin Flu
Profesor Klinis dan Konsultan senior Penyakit Dalam di Rumah Sakit Universitas Thumbay di Ajman, Dr Mahir Khalil Ibrahim Jallo mengatakan bahwa Influenza atau flu merupakan penyakit pernafasan menular lainnya yang dapat menyebar secara cepat di lingkungan yang tepat.
"Mendapatkan vaksin influenza tahunan sangat dianjurkan sebelum ibadah Haji. Karena jenis influenza dapat bervariasi setiap tahun, penting untuk menerima vaksin terbaru yang cocok dengan jenis yang lazim pada musim tersebut," kata Dr Jallo.
Otoritas Saudi telah merekomendasikan vaksin flu untuk para jemaah Haji atau pekerjaan musiman di daerah Haji, terutama pada wanita hamil, anak di bawah lima tahun, orang tua, individu dengan kondisi medis kronis dan individu dengan kondisi imunosupresif.
3. Demam kuning, polio
Kepala Imunisasi dan Direktur Homecare Services Prime Healthcare, Dr Jyothish George mengatakan bahwa vaksin demam kuning disarankan oleh Arab Saudi bagi mereka yang datang dari negara-negara yang berisiko demam kuning.
"Selain itu vaksin polio juga direkomendasikan bagi mereka yang bepergian dari negara endemik polio," kata Dr George.
Menurut Kementerian Kesehatan Saudi, bagi mereka yang datang dari negara dengan risiko atau sering terjadi wabah Meningitis meningokokus, antibiotik profilaksis akan diberikan di titik masuk, jika dianggap perlu.
Ia pun merekomendasikan semua jemaah Haji untuk menerima vaksin Meningokokus Kuadrivalen, melindungi dari empar jenis penyakit yang umum.
"Disarankan untuk menerima vaksin ini setidaknya 10 hari sebelum perjalanan," jelas Dr George.
4. Rekomendasi tambahan
Mempertimbangkan risiko infeksi virus lainnya, para dokter merekomendasikan vaksin untuk Hepatitis A dan juga penyakit Pneumokokus (PD).
"Jemaah yang berpartisipasi dalam ibadah Haji berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini karena fasilitas makan bersama dan potensi tantangan kebersihan. Vaksin Hepatitis A memberikan perlindungan jangka panjang dan kami merekomendasikannya untuk semua jemaah Haji," kata Dr Jallo.
Sementara itu Dr George mengatakan bahwa para jemaah Haji, terutama mereka yang berusia lebih tua atau di atas 65 tahun dan memiliki kondisi medis kronis, harus mempertimbangkan untuk menerima vaksin pneumokokus sebelum ibadah Haji.
Ia juga menyarankan jemaah untuk berkonsultasi dengan penasihat kesehatan mereka untuk tetap mendapatkan informasi terbaru terkait Vaksin Tetanus dan Pertusis(Tdap).
"Vaksin Tdap sangat penting untuk melindungi dari tetanus (kejang mulut) dan pertusis (batuk rejan), pertusis adalah infeksi pernafasan yang sangat menular yang dapat menyebar melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi," tegas Dr Jallo.