TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Berdasarkan data Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi,penyakit Hipertensi terbanyak menyerang jemaah haji. Jumlahnya mencapai 11.652 orang.
Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Edi Supriatna mengungkapkan, banyaknya jemaah haji Indonesia yang hipertensi, salah satu penyebabnya adalah perilaku jemaah haji itu sendiri.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Jika hipertensi diabaikan, salah satu dampak buruknya bisa mengakibatkan stroke.
Baca juga: Aman Jalankan Sai, Jemaah Haji Lansia dan Risiko Tinggi Wajib Baca Tips Ini
Hipertensi bisa terjadi jika seseorang tidak menjaga pola makan, keteraturan minum obat, stres, kelelahan, dehidrasi dan lain sebagainya.
"Dari kasus hipertensi yang ditangani di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (di Makkah), banyak diderita oleh jemaah haji kategori lansia," kata Edi di Kota Makkah, Senin (12/6/2023).
Agar jemaah haji terhindar dari hipertensi, Edi menganjurkan jemaah haji lansia dengan riwayat penyakit tidak memaksakan diri beraktivitas berlebihan. Selain itu, jangan memaksakan diri melakukan ibadah sunnah.
Minum obat secara teratur sesuai anjuran dari dokter. Jamaah haji juga diimbau jangan stres. Caranya, dengan tetap bersosialisasi dengan teman-temannya dan tetap didampingi oleh keluarganya dalam aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Layanan Katering di Makkah Stop Sementara pada 7, 14 dan 15 Zulhijjah, Jemaah Haji Disarankan Beli
"Salah satu dampak dari hipertensi adalah penyakit stroke. Jika terkena stroke maka akan berdampak terganggunya aktivitas ibadah jamaah haji," kata dia.
Juru Bicara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat, Ramadhan Harisman sebelumnya mengatakan, ada tips yang bisa dilakukan jemaah risti dan lansia saat menjalankan sa’i di bukit Safa ke Marwah di Masjidil Haram.
"Dari bukit Safa ke Marwah jamaah haji harus jalan kaki kurang lebih 400 meter. Saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa dua menit untuk menurunkan denyut nadi," katanya.
Intinya, katanya lagi jamaah haji memberikan kesempatan kepada jantung untuk istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Saat melakukan sa'i, setiap putaran dari Sofa ke Marwah harus istirahat.
"Sebaiknya jemaah yang masih muda dan sehat untuk mendampingi jamaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jamaahnya," ujarnya.
Disarankan jemaah haji yang punya riwayat penyakit jantung dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung.