TRIBUNNEWS.COM, MADINAH -- Otoritas haji Indonesia di Daerah Kerja (Daker) Madinah, terpaksa mengubah skema dan jadwal kerja, untuk melayani 8.000 jamaah dari 24 kloter kuota tambahan.
Deploy dan jadwal sekitar 90 petugas Daker Madinah pun disesuaikan.
"Sekitar 25 persennya, harus tinggal siaga di sinj, sampai tanggal 24 Juni," kata Sekretaris Daker Madinah Abdillah MT, kepada wartawan di selasar Front Taiba Hotel, Kamis (16/6/2023) siang.
Baca juga: Soal Raffi Ahmad Gagal Berangkat Haji Tahun Ini, Gus Miftah: Itu Kembali ke Masalah Panggilan
Mereka baru ke Mekkah, H-4 wuquf di Arafah, atau awal puncak haji, Rabu (27/6/2023).
Sesuai jadwal awal, mereka berangkat ke Madinah bersama 200-an petugas lainnya, tanggal 17 dan 18 Juni 2023.
Kompartemen petugas siaga Kloitu antara lain, seksi layanan bandara, konsumsi, akomodasi, perlindungan jamaah.
Mereka ini, jelas Abdillah, akan melayani sekitar 8000 jamaah dari 24 kloter, saat tiba di Bandara AMAA, istirahat sehari di Madinah, transit miqat umrah di Birr Ali, dan melanjutkan perjalanan darat 450 km ke Mekkah.
Jamaah kuota tambahan ini akan datang bertahap mulai Kamis (16/6/2023) hingga Jumat (23/6/2024).
Mereka akan ditempatkan di belasan hotel transit di Madinah, untuk istirahat setelah perjalanan udara hampir 10 jam dari Tanah Air.
Baca juga: Permudah Jemaah Haji, Pemerintah Arab Saudi Hadirkan Layanan Robot Fatwa hingga Hotline Haji
Dalam perkembangan terakhir, Sebanyak 400-an jamaah kouta tambahan, Kamis (16/6) pukul 11.00 WAS, tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Mereka dijemput oleh Ketua PPHI Daker Madinah Zaenal Muttaqien.
Sebelumnya, Kepala PPIH Daker Bandara, Haryanto di Jeddah, Rabu (14/6/2023), menyebut jamaah kuota tambahan akan dihandle di Madinah.
Setelah terbang selama 8-9 jam dari Tanah Air, mereka transit 30 hingga 45 menit di Birr Ali, lalu melanjutkan perjalanan darat 6-7 jam ke Mekkah.
Baca juga: Otoritas Kesehatan Korea Selatan Peringatkan Risiko MERS Jelang Musim Haji 2023
Tak seperti sekitar 101 ribu jamaah kuota reguler Gelombang I yang mukim 8-9 hari di Madinah, jamaah haji kuota tambahan ini, langsung diperjalankan ke Mekkah.
Dari bandara, dengan pakaian ihram, mereka langsung dijemput bus untuk miqat ihram (niat umrah wajib haji) di Birr Ali, sekitar 30 km dari Bandara AMAA, Madinah.
Selanjutnya, dari Birr Ali, mereka melanjutkan perjalanan darat sejauh 450 km menuju Mekah.
Menurut Haryanto, meski skema penerbangan jemaah haji kuota tambahan dibagi 24 kelompok terbang (Kloter), Namun untuk penerbangan, kemungkinan berjumlah 20 penerbangan.
"Untuk flight ada 20. Untuk sisa 4 kloter lainnya kemungkinan akan digabungkan menjadi satu di akhir penerbangan," ungkapnya.
Berbeda dengan gelombang satu gelombang kedua, kedatangan jemaah haji kuota tambahan ini tidak banyak.
"Dalam sehari, penerbangan bekisar satu atau dua penerbangan. Untuk kedatangan terakhir pada tanggal 23 Juni 2023 pukul 00.25 WAS," katanya.
Penerimaan jemaah haji kuota tambahan di Bandara AMAA akan berlangsung singkat.
Setibanya di Bandara, jemaah haji akan menjalani pemeriksaan di migrasi.
Setelah itu, jemaah haji kemudian diarahkan untuk langsung menuju bus.
"Jadi seperti jalur fast track. Keberadaan mereka di Bandara sangat singkat dan langsung menuju bus melalui Terminal Internasional," terangnya.
Para jemaah haji, lanjutnya, kemudian akan diboyong ke Bir Ali untuk beristirahat dan mengambil miqat.
"Di Bir Ali sekitar satu jam untuk istirahat dan mengambil miqat. Selanjutnya, jemaah akan didorong ke Makkah untuk menjalankan uneah wajib," tandasnya.