TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH-Ingatannya masih tajam mengungkap sepenggal ceritanya saat nenek Bayiammah masih muda.
Saat Indonesia masih dijajah oleh Jepang, ia mengingat masih sekolah di sekolah rakyat (SR).
"Ya enak jaman dulu, kan masih muda (dengan logat sunda)," katanya terkekeh saat ditemui di penginapannya di Hotel Al Kiswah lantai 19 di daerah Misfalah, Sabtu (17/6/2023).
Selain masih kuat bertani di kampung halamannya di Kampung Cikeper, Kecamatan Mekarjaya, Provinsi Banten, nenek Bayianmah masih rutin ikut pengajian. Terselip doa kemudian ia panjatkan agar seluruh teman temannya sesama ibu ibu pengajian, semuanya bisa berangkat haji di Tanah Suci.
Baca juga: Mantan Kembang Desa asal Banten Naik Haji, Biasa Bae Atuh
"Saya doakan ibu ibu di majelis, di pengajian bisa haji," kata nenek Bayianmah dengan bahasa Indonesia yang terdengar sulit terucapkan.
Tak pernah lupa, selalu sang nenek menyelipkan senyumnya yang ramah saat diajak ngobrol santai. Termasuk saat dipastikan, kursi roda yang ia bawa dari rumahnya tak ia pakai untuk melaksanakan ibadah Tawaf maupun Sai saat umroh di Masjidil Haram.
Nenek Bayianmah memiliki delapan orang putra putri, beberapa sudah meninggal dan kini ia tinggal ditemani oleh anak bungsunya.
Ia mengaku sedih bercampur perasaan senang saat bisa memanjatkan doa di depan Kabah.
Doa yang ia panjatkan, termasuk untuk teman temannya,sesama ibu pengajian. "Eta kadie deui," lanjutnya.
Ia bercerita lagi, tak pernah ketinggalan saat ikut dalam rombongan meski paling tua diantara para jemaah yang masuk dalam rombongannya. Merasa fisik masih kuat dan masih mampu berjalan.
"Tujuh putaran, jalan wae, langsung," katanya saat menceritakan berkeliling tujuh kali mengitari Kabah (Tawaf).
Usai mengelilingi Kabah, nenek Bayianmah tak merasakan pegal pegal, termasuk kakinya. Namun, ia mengeluh, suka kedinginan kalau berlama lama di dalam kamar. Makanya, nenek Bayiammah kerap berada di luar kamar ketimbang di dalam kamar. Duduk lesehan, bersenda gurau dengan sesama jemaah haji lainnya.
Sebanyak 66.943 jemaah calon haji masuk kategori lansia (lanjut usia) berusia 65 tahun keatas. Jumlah jemaah lansia, sepertiga dari seluruh jemaah haji reguler tahun ini yang mencapai 203.320 orang.
Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin mengimbau jemaah haji lansia dan memiliki risiko kesehatan tinggi untuk salat di musala dan masjid sekitar hotel.Fauzin mengatakan hal ini untuk menjaga kesehatan jemaah dengan baik.
“Untuk beribadah khususnya salat lima waktu, Jemah lansia dan risti dapat memanfaatkan musala hotel atau masjid di sekitar hotel, agar terhindar dari kelelahan," kata Fauzin.