Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jemaah haji Indonesia dikabarkan tertahan sekitar 10 jam di Muzdalifah.
Dalam sebuah pesan whatapps berantai dinarasikan bahwa jemaah haji mengalami kehausan dan kelaparan.
Mereka kekurangan logistik di tengah cuaca terik Arab Saudi yang mencapai 44 derajat celcius.
"Mohon doanya, ribuan jamaah tertunda di Muzdalifah dari sejak malam sampai menjelang dzuhur, mereka kehausan dan kelaparan. 44 derajat Celsius membuat mereka tergeletak lemas," tulis pesan tersebut.
Kementerian Agama (Kemenag) pun merespons kejadian tersebut.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (28/6/2023) dipastikan bahwa semua jemaah haji Indonesia telah meninggalkan Muzdalifah.
Kemacetan yang berlangsung di jalur Mina - Muzdalifah itu sudah terurai.
Bus yang membawa jemaah lebih lancar sampai Muzdalifah sehingga mempercepat proses pemberangkatan.
"Alhamdulillah, kemacetan sudah terurai. Bus mulai membawa jemaah menuju Mina," terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Muzdalifah.
Hilman memantau langsung ke Muzdalifah untuk melihat kondisi jemaah haji.
Hilman ikut memberikan penjelasan ke jemaah, sekaligus meminta Mashariq untuk bisa segera menyelesaikan persoalan.
Ikut mendampingi, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Kasatop Armina Harun Al Rasyid, Kabid Siskohat Hasan Affandi dan sejumlah petugas.
"Sekitar jam 13.30 waktu Arab Saudi semua jemaah haji Indonesia sudah naik bus menuju Mina," sambung Hilman.
Menurutnya, keterlambatan proses evakuasi terjadi antara lain karena kemacetan yang terjadi di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jemaah dari Muzdalifah ke Mina.
Jalur itu juga banyak dilalui oleh jemaah haji dari berbagai negara yang akan melakukan lontar jumrah setibanya di Mina. Sehingga menambah kepadatan jalan raya.
"Jalur taraddudi sejak pagi dipadati bus yang antar jemput jemaah. Di tambah banyak juga jemaah yang memilih berjalan kaki. Kondisi ini menghambat pergerakan bus yang akan menjemput jemaah di Muzdalifah," sebutnya.
Baca juga: Sempat Terlantar di Muzdalifah, Ketua Komisi VIII DPR: Alhamdulilah Seluruh Jamaah Sudah Dievakuasi
Kedua, keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah tidak hanya dialami Indonesia.
Jemaah dari sejumlah negara juga mengalami hal sama, antara lain Filiphina, Malaysia, dan lainnya.
"Hanya, Indonesia adalah jemaah terbanyak. Sehingga paling terdampak," ujarnya.
Hilman memastikan saat ini kondisi di Muzdalifah sudah tertangani. Sampai siang ini sudah tidak ada lagi jemaah yang berada di Muzdalifah.
"Kita sekarang siapkan mitigasi potensi penanganan masalah di Mina. Sehingga persoalan di Muzdalifah diharapkan tidak berdampak lebih jauh di Mina," ujarnya.