Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Namanya Arifin bin Abdullah (70).Pria tua asal Desa Banyu Urip Kecamatan Gering, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) itu diantarkan seseorang ke Kantor Sektor dua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mekkah, Hotel Bab Al Multazam Mahabs Jin, pada Kamis 29 Juni sekira pukul 23.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Wajahnya pucat, terlihat sedang lapar dan panik.
Petugas PPIH Abdurrahman Jauhari yang piket malam itu menyerahterimakan kepada petugas lainnya yang baru saja pulang dari Jamarot, Purwaji bersama beberapa petugas haji lainnya.
Setelah diberi makan nasi seadanya, Arifin yang datang tanpa identitas apapun (gelang, kalung masyariq dll) juga tidak menyandang tas apalagi uang atau handphone.
"Beliau ini mengaku haji non pemerintah (kemungkinan visa ziarah) semua barang barangnya hilang dan tersesat. Awalnya mengakunya berasal Lombok," ungkap Jauhari salah petugas PPIH .
Karena sudah larut, pria tua asal Lombok itu kemudian diinapkan di musala hotel Bab Al Multazam, bersama dua jamaah reguler yang juga tersesat dan belum bisa diantar ke hotelnya karena semua akses jalan ditutup.
Baca juga: Arab Saudi Distribusikan 2 Juta Al-Quran kepada Jemaah Haji yang Kembali ke Negara Asal
Selama tiga hari dua malam, Arifin ditampung di Bab Al Multazam kantor PPIH Sektor 2 Mekkah. Setiap hari kebutuhan makannya ditanggung para petugas.
Mereka patungan untuk beli makan dan cemilan setiap harinya, untuk diberikan ke para jemaah haji yang tersesat termasuk Arifin.
Ibu ibu petugas yang prihatin dengan kondisi Arifin, membelikan baju ganti dan me cucikan kain ihramnya yang kotor.
Setiap diajak bicara Arifin selalu menangis, ia teringat istrinya dan proses hajinya.
Menurutnya ia sudah selesai dari Mina, lalu tawaf dan Sai. Tapi belum melempar jumroh. Proses melempar jumrohnya pun akhirnya dibadalkan oleh para petugas.
Cerita pak Arifin mengais makanan sisa di areal Masjidil Haram dan kebingungannya mencari istrinya selalu membuat para petugas ikut menangis.
Bingung, untuk membantu mencarikan solusi bagi Arifin.
Akhirnya, usaha pencarian kontak keluarga pak Arifin di Desa Banyu Urip Lombok membuahkan hasil setelah petugas PPIH, Purwaji mencari akun warga Banyu Urip di laman media sosial facebook.
"Tanpa sengaja, kontak kelompok sadar wisata desa Banyu Urip yang ditemukan di FB adalah tetangga pak Arifin di Banyu Urip dan langsung menyambungkan dengan anak anaknya di tanah air," ungkap Purwaji.
Tidak butuh waktu lama, kontak keluarga dan istri Arifin di Mekkah didapat.
Di kamar penampungan hotel, Arifin difasilitasi petugas untuk bisa video call dengan anak anaknya, cucu dan istrinya.
Ia tampak bahagia dan menangis haru. "Anaknya mengingatkan kepada Arifin, ini semua kehendak Allah. Harus bersabar, dan sabar itu adalah haji mabrur. Jangan sedih harus banyak salawat," Purwaji menceritakan pesan anak anak Pak Arifin dari tanah air.
Pagi, tanggal 1 Juli 2023, keluarga Arifin di Mekkah kemudian menjemput di Hotel Bab Multazam. Pertemuan keluarga yang putus kontak sejak tiga hari lalu itu penuh haru, banjir air mata bahagia.
Salah satu anak Arifin menceritakan, sejak diinfokan hilang dua hari lalu anak anaknya di Indonesia tak hentinya berdoa agar orangtuanya diberi keselamatan
"Alhamdulillah...terimakasih banyak kepada semua petugas haji disana..semoga sehat dan hajinya mabrur.. " ucap anak anak Arifin saat melalukan video call dengan Purwaji.