TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Tim dokter Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Bandara semakin sibuk mengurus jemaah haji.
Gangguan kesehatan jemaah haji kadang tiba-tiba terjadi sesaat setelah keluar dari ruang pemeriksaan imigrasi.
Baca juga: Seluruh Jemaah Calon Haji Gelombang I Sudah di Makkah, Beberapa yang Sakit Masih Dirawat di KKHI
Terkadang jemaah tampak biasa-biasa saja dalam pesawat, saat turun dari pesawat, bahkan saat usai pemeriksaan imigrasi.
Tapi begitu keluar dari ruang pemeriksaan dan berjalan menuju bus, tiba-tiba jemaah haji mengalami gangguan kesehatan.
Situasi seperti itulah yang kerap menimbulkan penanganan ekstra.
Beda jika jemaah memang sudah terdeteksi mengalami gangguan kesehatan sejak di embarkasi dan dalam pesawat.
Tim KKHI Bandara sudah menerima laporan kondisi jemaah dalam pesawat yang akan mendarat dari rim pendamping jemaah.
Berdasar laporan itulah, KKHI merancang penanganan.
“Faktor utama yang menyebabkan jemaah lansia panik di Tanah Suci adalah kebingungan dan perubahan lingkungan yang signifikan,” kata Dokter KKHI Bandara, dr Aria, di KKIH Bandara Jeddah, Arab Saudi, Senin (3/5/2024).
Menurur Dokter Aria, kepanikan lansia dapat dicegah dengan pendampingan yang memadai, baik dari keluarga maupun pihak lain yang lebih muda.
"Pencegahan yang paling penting adalah dengan memberikan pendampingan kepada jemaah lansia," ujar dr Aria.
Pendamping lansia tidak mesti dari keluarga, tapi juga orang lain yang lebih muda dan dapat membantu jemaah dalam berkomunikasi dan beraktivitas.
“Ada beberapa faktor. Pertama, yang lansia biasanya bingung dan panik. Mereka ini perlu pendamping. Tak harus keluarga,” kata Dokter Aria.
Kedua, lanjut Dokter Aria, penanganan kognitif. Sepanjang jalan diajak ngobrol, diajak berzikir.