TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jutaan umat muslim sedunia, termasuk dari Indonesia akan melakukan prosesi ibadah haji pada 10 Dzulhijjah atau 16 Juni 2024.
Jemaah haji Indonesia pun bersiap untuk melakukan puncak Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Baca juga: 482 Jemaah Haji yang Sakit, Lansia Non Mandiri dan Disabilitas Bakal Safari Wukuf di Arafah
Apa saja yang dilakukan jemaah saat di sana?
Homaidi, Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, yang juga konsultan ibadah haji PPIH Daker Makkah menjelaskan bahwa rangkaian puncak haji dimulai jemaah kita sejak tanggal 8 Dzulhijjah 1425 H.
Lakukan Ihram
Jemaah akan memulai dengan melakukan ihram haji yang diawali dengan melakukan sunnah ihram.
"Sunnah ihram meliputi potong kuku, membersihkan rambut ketiak, kemudian mandi, pakai parfum di badan, dan selanjutnya menggunakan kain ihram.
Bagi laki-laki, menggunakan dua lembar kain ihram, satu lembar sebagai sarung sedangkan satu lembar lainnya sebagai selendang.
Homaidi meneranhkan, pada perempuan memakai pakaian biasa menutup aurat selain wajah dan dua telapak tangan ini.
“Telapak tangan itu bagian muka dan bagian dalam, jadi bagian muka tidak perlu ditutup,” Homaidi mengingatkan.
Lebih lanjut, Homaidi menyampaikan, selanjutnya bagi yang tidak haid agar melakukan shalat sunnah ihram.
Ihram haji dimulai dengan niat “labbaikallahumma hajjan”, kemudian berlaku larangan ihram.
Terkait miqat, Homaidi mengungkapkan, dimulai dari Makkah karena miqat haji bagi orang Indonesia yang sudah tinggal di Makkah adalah tanah haram.
Jemaah Indonesia kemudian akan diberangkatkan ke Arafah, sedangkan bagi jemaah yang menghendaki tarwiyah berarti menuju Mina terlebih dahulu.
Namun Homaidi menyebutkan bahwa pemerintah tidak memfasilitasinya mengingat harus berkonsentrasi pada pemberangkatan jemaah ke Arafah.