Selain itu, ia juga menemukan hanya sedikit toilet duduk yang disediakan bagi para jemaah haji Indonesia.
Baca juga: Batal Hari Ini, Rapat Perdana Pansus Haji Bakal Digelar Pekan Depan
Padahal, kata dia, tagline dari penyelenggaraan ibadah haji 2024 adalah ramah lansia.
Ia pun menemukan panjangnya antrean jemaah untuk menggunakan toilet tersebut.
"Toiletnya pun toilet yang non permanen. Ketika kita berada di sekitarnya itu baunya semerbak luar biasa ke sana kemari. Ini yang harus menjadi fokus juga bagaimana layanan haji ke depan. Karena ini sudah berulang kali. Bayangkan antre berjam-jam untuk ke toilet," kata dia.
"Apa yang terjadi? Ibu-ibu banyak sekali yang kemudian mohon maaf buang air kecilnya di lorong-lorong tenda itu. Lorong tenda itu pun buat tinggal, tetapi kemudian itu yang terjadi. Kesehatan jemaah yang harus menjadi fokus kita. Itu dari sisi toilet," sambung dia.
Sementara itu, dari sisi penginapan ia mendapati sempat terjadi keributan antarjemaah karena saling berebut tenda.
Mereka, kata dia, berebut karena saling mengklaim bahwa itu adalah tendanya.
"Kenapa tidak kalau misalkan kayak kita di hotel itu. Itu di pintu-pintu hotel itu diusahakan ada daftar namanya. Kenapa itu tidak dilakukan? Hal yang semudah itu," kata dia.
Ia pun sempat menghitung kapasitas tenda dibandingkan jumlah jemaah yang harus menempatinya.
Dengan ukuran tenda 10 meter x 12 meter, kata dia, dihuni kurang lebih 160 jemaah.
Sehingga, kata dia, satu jemaah hanya mendapatkan ruang 0,8 meter persegi.
"80 cm persegi itu coba dibayangkan? Tinggi kita saja 1,5 minimalnya 1,75. Itu 0,8. Bercampur antara jemaah lelaki dan perempuan," kata dia.
Baca juga: Ini Alasan Rapat Penetapan Pimpinan Pansus Haji DPR Mendadak Batal Hari Ini
Ia mengakui alasan yang menyebut karena jumlah jemaah haji Indonesia merupakan yang terbanyak bisa diterima.
Akan tetapi, menurutnya dengan alasan yang sama seharusnya Indonesia memiliki posisi tawar yang lebih kepada otoritas Arab Saudi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia.