Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik memberikan skor sangat memuaskan yakni sebesar 88,20 poin untuk Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) Tahun 2024.
Direktur Sistem Informasi Statistik BPS Joko Parmiyanto membantah bahwa hasil survei ini merupakan pesanan dari Kementerian Agama (Kemenag).
Baca juga: BPS: Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia Naik jadi 88,20 Poin
Joko memastikan pihaknya independen dalam melakukan survei terhadap IKJHI 2024.
"Harus kami buktikan dari BPS bahwa kami itu independen. Itu kita lakukan apa adanya, kita potret, kita lihatkan, kalau turun ya turun. Justru malah kalau turun ini menjadi masukan buat Kementerian Agama, apa yang mesti diperbaiki, begitu," ujar Joko dalam rilis Survei BPS Kepuasan Jemaah Haji 2024 di Hotel Red Top, Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Dirinya mengatakan BPS tidak hanya menampilkan sisi yang baik terkait penyelenggaraan haji.
Baca juga: Deflasi Agustus Merupakan yang Keempat Kalinya di 2024, BPS: Bukan Fenomena Baru
BPS, kata Joko, berupaya menampilkan seluruh data kepuasan jemaah haji secara terbuka.
"Jadi kami tidak ada tendensi, kami memotret apa adanya. Bukan karena kita kerjasama kemudian kami buat baik-baik, enggak juga. Kami apa adanya. Jadi ini independensi kami. Kalau ada yang mempertanyakan, itu sakitnya di sini gitu ya," tuturnya.
Menurutnya, meski indeks kepuasan jemaah haji Indonesia naik pada tahun 2024 ini, indeks juga pernah mengalami penuruan di tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau dibilang selalu naik, enggak juga, karena ini independensi kami di BPS. Di dalam slide tadi saya perlihatkan bahwa ada naik turun, ada pernah tinggi secara indeks, pernah juga turun untuk indeks tersebut. Karena memang itu menunjukkan apa yang dirasakan oleh jamaah haji Indonesia," jelasnya.
"Sempat ada beberapa kali penurunan, bahkan tahun 2023 juga ada penurunan Pak. Mungkin ya teman-teman PHU (Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah) menjadikan ini pelajaran, sehingga melakukan beberapa inovasi yang akhirnya bisa kita lihat hasilnya tahun 2024 ini," tambahnya.
Survei, menurut Joko, dilakukan dengan metode ilmiah. Survei dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri kepada 14.400 jemaah terkait kualitas berbagai pelayanan yang diterima.
Selain kuantitatif, dilakukan pula wawancara untuk mengumpulkan data kualitatif, serta observasi fasilitas dan proses pelayanan yang diterima jemaah.
"Nah tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan, sehingga ini menjadi benchmark dan menjadi masukan buat teman-teman di Kementerian Agama," pungkasnya.