News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Libya

NATO Jadi Komando di Libya, Ledakan BOM Kembali Terdengar

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan kepada pasukan pro-Khadafi yang diluncurkan pasukan koalisi di jalan antara kota Benghazi dan Ajdabiya.

Laporan Wartawan TribunNews.com, Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, TRIPOLI -
Ledakan bom di pinggiran kota Tripoli, Libya kembali terdengar persis sehari setelah NATO mengambil alih komando di Libya.

"Jet tempur menderu di langit di atas ibukota Libya, Tripoli, Jumat pagi, menjatuhkan bom di pinggiran kota di mana pangkalan militer berada." Demikian dilaporkan CNN, Jumat (25/3/2011).

Demikian serangan terbaru yang pecah dalam aksi militer sehari setelah anggota NATO setuju untuk mengambil alih penegakan zona larangan terbang di Libya.

Banyak pihak menilai ambil alih tongkat komando ini diterjemahkan sebagai lisensi untuk menyerang pasukan pemerintah yang mungkin mengancam warga sipil yang tidak bersenjata.

"Apa yang kita telah putuskan hari ini. Adalah NATO akan menegakkan zona larangan terbang, "kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen kepada CNN, dari markas organisasi di Brussels.

Sesuai dengan perjanjian hari Kamis (24/3/2011), pasukan NATO akan mampu menutup ruang udara untuk semua penerbangan kecuali tujuan kemanusiaan. Selain itu, NATO optimis mampu menggunakan kekuatan dalam mempertahankan diri.

NATO juga telah mengirimkan pesan kepada semua rantai komando militer untuk meminta menjalankan peran penegakan Resolusi PBB 1973.

NATO juga akan diberikan aturan lebih luas atas keterlibatan untuk memastikan bahwa penduduk sipil dilindungi.

Adapun prospek mandat kedepannya, koalisi pimpinan Amerika telah setuju mengikuti aturan ini.

"Ini sangat penting untuk menekankan bahwa ini bukan terutama operasi NATO. Ini merupakan upaya internasional yang luas di mana kami akan menyertakan mitra dari wilayah yang telah berjanji untuk memberi kontribusi terhadap perlindungan warga sipil di Libya," ungkap Menlu AS, Hillary Clinton.

Dia menyambut baik, keikutsertaan Qatar dan Uni Emirat Arab dalam koalisi. pesawat dan pilot dari Qatar dan Uni Emirat Arab itu juga, akan melindungi warga sipil Libya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini