TRIBUNNEWS.COM - Zuibenat Tsnayeva, ibunda kedua tersangka bom 'panci' di Boston tak percaya anaknya melakukan pengeboman yang menewaskan 3 orang dan melukai lebih dari 171 orang.
" "Saya percaya kepada keduanya. Anakku tak bersalah," ujar Zuibenat Tsnayeva sepeti dilansir hlntv.com, Sabtu (20/4/2013).
Tsnayeva yakin kedua putranya, Tamerlan (26) dan Dzhokhar Tsarnaev (19), tidak pernah menyimpan rahasia darinya. Menurut Zuibenat Tsnayeva, ia pasti tahu jika kedua putranya merencanakan sesuatu, termasuk rencana pengeboman di Boston.
Sepeti dilansir AP pada Sabtu, Tsnayeva mengaku mengetahui duduk perkara mengenai kedua anaknya itu dari media televisi.
Anak perempuan Tsnayeva yang mengatakan kepadanya kalau Tamerlan Tsarnaev (26) terbunuh. "Anak-anak saya bahkan tidak memunyai surat izin kepemilikan senjata. Anak-anak saya hanya melihat senjata di televisi," katanya.
Zuibenat Tsnayev mengatakan kalau dia dan anggota keluarganya pindah ke Negeri Uwak Sam lantaran sistem politik di Rusia. Orang-orang Chechen dianiaya di Kirgistan. Baginya, itulah masalah terbesar.
"Itu pula alasan mengapa kami pindah ke Amerika," imbuhnya sembari menambahkan kalau dirinya menduga di tanah asalnya ada upaya untuk membinasakan orang-orang Chechen.