Perang Atrisi dari Iran Mulai Berdampak, Israel Alami Defisit Keuangan Rp 566 Triliun pada 2024
TRIBUNNEWS.COM - Perang atrisi yang dilancarkan Iran dan milisi proksinya dalam kerangka 'Poros Perlawanan' mulai berdampak terhadap Israel.
Dari sisi perekonomian, Kementerian Keuangan Israel memperkirakan anggaran tahun 2024 akan mencatat defisit fiskal sebesar 7,7 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca juga: Mayor Jenderal Tentara Israel: IDF Rugi Besar di Jabalia, Serbuan Berulang Tanpa Target Jelas
"Defisit ini merupakan peningkatan signifikan dari ekspektasi sebelumnya yang mengindikasikan defisit hanya sebesar 6,6 persen (pada 2024)," kata laporan Khaberni, Minggu (29/12/2024).
Laporan itu menyatakan, peningkatan defisit fiskal Israel ini mencerminkan dampak perang yang sedang berlangsung di Gaza dan eskalasi militer di Lebanon, Yaman, Suriah, dan front lain.
"Munculnya front-front (perang) pertempuran ini mengakibatkan peningkatan belanja militer Israel secara signifikan," kata laporan itu.
Israel menuding, Iran berada di belakang para milisi perlawanan di kawasan mulai dari Hizbullah Lebanon hingga Houthi di Yaman yang menjadikan solidaritas terhadap perjuangan Palestina melawan agresi Israel di Gaza sebagai dalil terus menyerang negara zionis tersebut.
Di sisi lain, milisi proksi Iran seperti Hizbullah dan Houthi terus menggaungkan strategi perang atrisi terhadap Israel.
Gerakan Hamas, juga menyatakan menjalankan taktik ini melawan pasukan Israel.
Sebagai informasi, Perang atrisi adalah strategi militer yang bertujuan melemahkan lawan dengan cara terus-menerus menyerang pasukan dan peralatan mereka hingga mereka kelelahan dan tidak dapat melanjutkan pertempuran.
Baca juga: Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah
Kementerian Keuangan Israel memperkirakan defisit hanya akan mencapai 4,2 persen pada tahun 2023, namun seiring dengan meningkatnya ketegangan militer dan meluasnya cakupan konflik di kawasan, biaya militer meningkat secara signifikan.
Menurut perkiraan, defisit akan mencapai sekitar 35 miliar dolar AS atau sebesar Rp 566,5 Triliun pada akhir tahun ini.
Angka fantastis ini mencerminkan beban keuangan yang diakibatkan oleh perang.
Belanja Militer Bengkak, Bantuan AS Belum Sepenuhnya Terwujud
Pada tahun 2022, Israel mencapai surplus anggaran sebesar 0,6 persen dari PDB, berkat belanja militer yang stabil, peningkatan investasi asing, dan peningkatan pengumpulan pajak.