TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei merasa geram setelah negaranya terus-terusan menjadi sasaran kesalahan ketika terjadi gejolak di Timur Tengah.
Dalam pidatonya, Ali Khamenei menolak klaim Iran telah kehilangan apa yang disebut dengan proksinya di kawasan Asia Barat.
Ali Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak memiliki kekuatan proksi di wilayah tersebut.
"Beberapa pihak terus-menerus mengatakan bahwa Republik Islam telah kehilangan pasukan proksinya di kawasan tersebut," kata Ali Khamenei, dikutip dari IRNA.
"Ini adalah pernyataan yang salah lagi. Republik Islam tidak memiliki pasukan proksi," tegasnya.
Ia menegaskan, baik Hizbullah, Hamas, dan Jihad Islam berperang melawan Israel karena tindakan mereka sendiri.
Iran, lanjut Ali Khamenei, tidak pernah meminta kelompok-kelompok tersebut berperang untuk kepentingan diri sendiri.
"Mereka tidak bertindak atas nama kita," tegas Ali Khamenei.
Menegaskan posisi Iran, Pemimpin Tertinggi itu menyoroti kemampuan negaranya untuk bertindak secara independen jika diperlukan.
"Jika suatu hari kami memutuskan untuk mengambil tindakan, kami tidak memerlukan pasukan proksi," ungkapnya.
Khamenei juga berbicara tentang situasi di Suriah, dan menyatakan optimismenya tentang munculnya gerakan yang “kuat dan bermartabat” di negara itu meskipun tantangan yang ada masih ada.
Baca juga: Gembong IDF Pergi ke Negeri Jiran, Israel Takut Yordania Jadi Perpanjangan Tangan Iran
"Saya meramalkan bahwa kelompok yang kuat dan terhormat akan bangkit di Suriah juga."
"Seorang pemuda Suriah tidak akan kehilangan apa pun — universitasnya tidak aman, sekolahnya tidak aman, rumahnya tidak aman, jalannya tidak aman, seluruh hidupnya tidak aman. Apa yang seharusnya dia lakukan?" ucap Khamenei.
Khamenei dalam kesempatan itu juga mengomentari ketidakstabilan yang melanda sebagian wilayah dan mendesak perlawanan yang teguh terhadap mereka yang mengatur dan melaksanakan ketidakamanan tersebut.