TRIBUNNEWS.COM, BOSTON - Tersangka kedua pelaku peledakan bom di Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev, yang saat ini tengah dirawat di rumah sakit Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, sudah siuman.
Menurut pemberitaan Asiaone.com, Senin (21/4/2013), Dzhokhar, telah dapat menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh aparat penegak hukum kepadanya melalui tulisan.
Dzhokhar dikabarkan mengalami luka tembak di leher dan kakinya, saat dibekuk aparat penegak hukum di kota Watertown, hari Jumat pekan lalu. Ia dilarikan ke rumah sakit dan mengalami kesulitan bernafas. Sebuah pipa alat bantu pernapasan dipasang ditenggorokannya untuk membantunya bernafas.
Pihak berwenang mengatakan Dzhokhar mengalami sedasi, dan cedera di tenggorokannya, sehingga hal itu membuatnya tidak dapat berbicara.
Sementara itu dalam perkembangan terpisah, Komisaris Polisi Boston, Ed Davis mengatakan dia yakin kakak beradik Tsarnaev merupakan pelaku utama bom Maraton Boston.
"Saya yakin mereka aktor utama dalam insiden itu," katanya, di hari Minggu.
Ia mengatakan aparat penegak hukum menemukan setidaknya empat perangkat bom yang belum diledakan salah satunya mirip dengan bom yang meledak di arena pelaksanaan Maraton Boston.
Diyakini keduanya menargetkan sejumlah tempat lainnya.
Namun, penyidikan yang berlangsung saat ini terfokus keterkaitan Tamerlan Tsarnaev, pelaku lainnya dalam bom Maraton Boston, dengan kelompok teroris Russia, Emirat Kaukasus.
Ia diketahui terbang menuju Russia pada tahun lalu, dimana diduga menerima pelatihan dari kelompok tersebut. (asiaone.com)