News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Boston

Dhzokar Tuding Kakaknya sebagai Dalang Bom Boston

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka pelaku bom Boston. Tamerlan Tsarnaev (26), kiri, tewas dalam baku tembak dengan polisi pada Jumat (19/4) di hari. Adiknya Dzhokhar Tsarnaev (19) ditangkap pada Jumat malam waktu setempat atau Sabtu pagi (WIB).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, BOSTON - Pelaku kedua bom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev, mengatakan bahwa kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, merupakan otak dibalik serangan yang menewaskan tiga orang, dan melukai 180 orang tersebut.

Menurut seorang sumber di Pemerintah Amerika Serikat (AS), ketika menjalani pemeriksaan oleh aparat penegak hukum, di rumah sakit Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Mississippi, Dzhokhar mengaku bahwa operasi mereka disuport oleh sebuah organisasi teroris internasional. Namun tidak diketahui identitas organisasi tersebut.

Ia juga mengatakan, bahwa kakaknya Tamerlan, pernah berkata, ia ingin membela agama yang dianutnya, Islam, dari serangan pihak-pihak tertentu.

Namuan informasi yang diberikan oleh Dzhokhar itu, beber sumber itu masih harus diperiksa dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dzhokhar yang menderita luka di bagian lehernya ketika ditangkap aparat penegak hukum di kota Watertown, Mashacussetts, Jumat pekan lalu, telah siuman dan menjalani sidang di hari Senin waktu setempat.

Ia disidangkan di kamar rumah sakit Beth Israel Deaconess Medical Center, tempatnya dirawat, dan didakwa berkonspirasi untuk menggunakan senjata pemusnah massal yang mengakibatkan kematian, dan tuduhan kerusakan berbahaya properti dengan bahan peledak mengakibatkan kematian.

Persidangannya dipimpin oleh hakim federal Marianne Bowler.

Selama persidangan, Dzhokhar berkomunikasi menggunakan anggukkan kepala, meskipun ia sempat mengatakan tidak ketika Marianne bertanya apakah dia bisa membayar seorang pengacara untuk menemaninya selama persidangan. Seorang pengacara di kantor pengacara federal akhirnya ditunjuk untuk mewakilinya dalam persidangan.

Persidangan selanjutnya, dijadwalkan akan diadakan pada 30 Mei 2013. (cnn)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini