STON, KOMPAS.com — Pemerintah Amerika Serikat mengenakan dua tuduhan kepada tersangka pelaku peledakan di Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev. Bila tuduhan itu terbukti di pengadilan, Dzhokhar terancam hukuman mati.
Berdasarkan siaran pers dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat, tuduhan pertama yang dikenakan kepada Dzhokhar (19) adalah berkonspirasi menggunakan senjata pemusnah massal yang mengakibatkan kematian. Sementara dakwaan kedua adalah aksi merusak properti dengan menggunakan bahan peledak yang mengakibatkan kematian.
Kondisi terakhir Dzhokhar untuk pertama kalinya bertemu dengan hakim Marianne B Bowler, di Rumah Sakit Beth Deacones Israel di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin (22/4/2013). Seorang pengacara negara telah ditunjuk untuk mendampingi Dzhokhar di pengadilan sipil yang harus dihadapinya. Sidang perdana kemungkinan akan digelar pada 30 Mei 2013 di Pengadilan Distrik Amerika Serikat.
Peradilan untuk Dzhokhar
Keputusan Pemerintah Amerika Serikat untuk menyidangkan Dzhokhar di pengadilan sipil mengakhiri spekulasi bahwa dia akan dikenakan tuduhan sebagai musuh negara yang disidangkan di pengadilan militer dengan banyak hak yang dihilangkan. Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, keputusan untuk tidak memperlakukan Tsarnaev sebagai musuh negara adalah benar-benar cara yang tepat untuk pergi.
"Kami memiliki sejarah panjang mengadili teroris dan menghadapkan mereka pada keadilan. Presiden sepenuhnya percaya bahwa proses tersebut akan bekerja dalam kasus ini," kata Carney. Dia juga menegaskan bahwa Dzhokhar adalah warga negara Amerika meskipun dari jalur naturalisasi sehingga tak dapat diadili dalam sebuah pengadilan militer.
"Dan, penting untuk diingat bahwa sejak (serangan) 9/11 kita telah menggunakan sistem pengadilan federal untuk menghukum dan memenjarakan ratusan teroris," kata Carney. Meskipun terluka serius dan dalam kondisi di bawah pengaruh obat bius, Dzhokhar dapat menjawab dengan singkat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya
Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Dzhokhar, menurut sumber terpercaya CNN, yaitu adakah bahan peledak atau senjata lain yang masih disembunyikan. Selain itu, Dzhokhar juga ditanya kemungkinan keterlibatan orang lain dalam aksi peledakan di Maraton Boston, pekan lalu. Interogasi terhadap Dzhokhar dengan metode tersebut akan terus dilakukan tim penyidik, berselang beberapa jam setiap kalinya, di hadapan dokter.
Dzhokhar berada dalam perawatan intensif dan harus menggunakan alat bantu napas sejak ditemukan bersembunyi di sebuah perahu pesiar di halaman belakang sebuah rumah di Watertwon, Massachusetts, Jumat (19/4/2013) malam. Selain kehilangan banyak darah, dia dikabarkan juga mengalami luka tembak tepat di bagian pita suaranya.
Penyidik berkeyakinan, Dzhokar dan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, yang tewas dalam baku tembak pada Kamis (18/4/2013) adalah "dalang" peledakan di dekat garis finis Maraton Boston, pekan lalu. Ledakan itu tak hanya menghentikan ajang tahunan Maraton Boston, tetapi juga menyebabkan tiga orang tewas dan sekurangnya 170 orang terluka.
Sementara itu, Senin (22/4/2013) pukul 14.45 waktu setempat atau Selasa (22/4/2013) dini hari waktu Indonesia, tepat sepekan setelah insiden di Maraton Boston, warga kota tersebut menggelar peringatan massal di lokasi ledakan. Mereka mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati para