Sejarah barcode yang dikira tanda antiKristus
Asal usul barcode alias kode batang sempat memicu kontroversi karena sinar laser untuk memindainya dianggap membahayakan mata. Tapi…
Barcode atau dalam bahasa Indonesia disebut kode batang, kini tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tak hanya memudahkan pembayaran saat berbelanja, ia pun berperan penting dalam menyelamatkan nyawa manusia, menjadi alat bantu astronaut di luar angkasa, dan bahkan sempat memicu ketakutan soal kiamat.
Apa yang dibutuhkan pegawai supermarket? Laser.
Itulah yang dipikirkan Paul McEnroe pada 1969. Dengan menggunakan pistol laser dan alat pemindai, tugas pegawai di kasir, menurutnya akan jadi jauh lebih mudah. Arahkan pistolnya, tembak lasernya, jual barangnya!
Saat itu, apa yang dibayangkan McEnroe terdengar aneh dan janggal. Laser disebutnya bakal memindai tanda hitam-putih kecil yang dirancang McEnroe dan rekan-rekannya di perusahaan teknologi IBM dan ditempelkan di berbagai produk.
Dengan begitu, ia percaya pelanggan supermarket tak perlu mengantre lama-lama.
Solusinya ini kemudian dikenal sebagai kode batang.
Pada titik sejarah ini, kode batang belum pernah digunakan secara komersial, meskipun idenya telah berkembang selama beberapa dekade setelah paten diajukan oleh salah satu teknisi yang lantas menjadi bagian dari tim McEnroe.
Saat para teknisi IBM berusaha mewujudkan ide soal kode batang tersebut, pengacara perusahaan mengendus potensi masalah di masa depan.
Mereka khawatir orang-orang bakal sengaja melukai mata mereka dengan sinar laser dan kemudian menuntut IBM. Atau, bagaimana bila pegawai supermarket menjadi buta karena paparan laser?
McEnroe mencoba menepis kecemasan tersebut. Menurutnya, daya laser yang digunakan hanya setara setengah miliwatt, 12.000 kali lebih kecil dari energi bola lampu 60 watt.
Namun, argumennya itu tak digubris.
Maka, McEnroe mengatur tes laboratorium untuk membuktikan ucapannya. Sejumlah monyet rhesus diimpor dari Afrika untuk jadi objek uji coba.
“Seingat saya ada enam [monyet yang dilibatkan],” kata McEnroe, meski ia tak yakin sepenuhnya.