News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Malaysia

Hasil Pemilu Malaysia Picu Ratusan Ribu Orang Luncurkan Petisi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak (Kanan) memberikan suara nya di kampung halamannya di Pekan, Malaysia. Minggu (5/5/2013). Pemilu Malaysia pertama mereka dalam sejarah dengan mereformasi perubahan pemerintahan secara memyeluruh. (AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam waktu kurang dari 24 jam, petisi untuk menolak adanya kecurangan pemilu di Malaysia menembus 140000 tanda tangan.

Warga negara Malaysia bersuara lantang di dunia virtual melalui petisi Change.org, menuduh terjadinya kecurangan besar pada Pemilu dan meminta PBB melakukan intervensi dan investigasi.

Lebih dari 140000 orang telah menandatangani petisi www.change.org/GE13 yang dimulai beberapa jam setelah Koalisi Barisan Nasional (BN), partai Perdana Menteri Najib Razak, diumumkan sebagai pemenang. Petisi terus bertumbuh dengan sangat cepat.

Menurut Nick Allardice, Direktur Asia Pasifik Change.org, laju penandatanganan petisi sampai 1300 ttd/menit, dan disebar dengan laju 1100/menit.

Usman hamid, co-founder Change.org Indonesia berkata hal tersebut bisa menjadi riak awal gelombang perubahan besar melalui pemanfaatan sarana digital, mirip di Arab Spring. Dalam kondisi restriktif di Malaysia sekali pun, pemberdayaan masih mungkin melalui dunia digital.

Dalam petisi yang dimulainya, Terry Kok, warga Kuala Lumpur mengatakan ruang media cyber tinggal satu-satunya tempat di mana warga Malaysia bisa menuntut sebuah hasil yang jujur.

"Kami hanya ingin didengar,”ujarnya.

Terry menjelaskan apabila PBB meluncurkan investigasi, akan lebih banyak yang menyaksikan, dan saat kesadaran internasional tumbuh, transparansi akan mengikuti, kebenaran akan terungkap.

"Suara kami dirampok di negeri sendiri, tolong bantu suara kami mencapai seluruh dunia," ujarnya.

Adapun beberapa komentar pada petisi:

Marissa Voo: “Saya cinta negri saya, Malaysia. Saya tidak marah karena BN menang, saya marah karena cara mereka menang.”

Chze Aun Tan: “Demokrasi kami telah diludahi. Kedaulatan kami telah dinodai. Bangsa kami dijual oleh pimpinan kami. Demokrasi telah mati di Malaysia.”

Wei Tong Woon: “Demokrasi telah mati di Malaysia. Komisi Pemilu dan polisi sudah bias pada pemerintahan BN. Bagaimana pemilu bisa bebas dan adil? Bahkan mereka tidak memenuhi janji untuk menggunakan tinta semi permanen. Mereka berbohong, membeli tinta dengan jutaan dolar, padahal tinta mudah hilang setelah kena air. Pemerintah “pintu belakang” dan tidak terhormat ini, tidak berlaku adil, dan tidak layak mendapatkan penghargaan kami sebagai warga Malaysia. Menjijikkan.”

Ivan Ng: “karena bukti-bukti kecurangan pemilu sudah jelas, kami ingin perhatian dan intervensi global. Kita hanya ingin pemilu dan demokrasi yang bersih dan adil, tapi BN curang seperti pecundang!”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini