TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Amerika Serikat (AS), di hari Jumat (10/7/2013), waktu setempat mendesak militer Mesir untuk melepaskan Mohamed Morsi, Presiden terguling.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki mengatakan AS setuju dengan pernyataan Pemerintah Jerman, yang meminta pembebasan Morsi.
Psaki mengatakan Pemerintahnya ingin keberadaan Morsi diketahui secara terbuka, sementara Jerman menginginkan agar pemerintah sementara Mesir mengizinkan lembaga independen seperti Komite Internasional Palang Merah bertemu dengannya.
Menurut Pemerintah sementara Mesir, Morsi saat ini berada di tempat yang aman, meskipun tidak merinci lebih lanjut kondisinya saat ini.
Sementara itu pendukung mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi menyatakan siap mati sebagai martir, untuk melihat Morsi kembali ke dalam kantornya.
Hal itu dikatakan seorang pemuka agama Islam di Mesir, Safwat Hegazy ketika berorasi di depan puluhan ribu demonstran pendukung Morsi di depan masjid Rabaa al-Adawiya di Kairo, Mesir, Jumat (12/7/2013), waktu setempat.
"Apakah kalian ingin melihat militer berkuasa mengalahkan Morsi, pendukung Morsi bersedia mati sebagai martir," serunya, seperti dikutip dari Asiaone.com, Sabtu.
Pendukung Morsi tak berhenti menggelar aksi protes di beberapa kota besar di Mesir, mendesak dikembalikannya Morsi menjadi Presiden Mesir. Diketahui beberapa pekan lalu Morsi digulingkan oleh militer dikarenakan dinilai tidak cakap memimpin revolusi Mesir.
Setidaknya 51 orang demonstran pro Morsi tewas, akibat ditembak militer Mesir, saat mereka menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Garda Republik, di Kairo, sepekan lalu. (asiaone.com)