TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi CBS, Senin (9/9/2013), menebar ancaman terhadap Amerika Serikat jika tetap menggelar serangan militer ke negerinya.
"Anda akan membayar mahal jika tidak berbuat bijak. Akan ada pembalasan," kata Assad dalam program This Morning yang disiarkan CBS.
Assad mengatakan, serangan Amerika Serikat akan ditujukan ke sebuah kawasan yang siap meledak sehingga AS harus siap menerima segala risikonya.
Assad menambahkan adanya risiko serangan kimia yang dilakukan pemberontak jika terjadi intervensi asing di Suriah.
"Anda harus bersiap menghadapi segalanya. Pemerintah bukan satu-satunya pemain di kawasan ini. Anda memiliki partai berbeda, faksi berbeda, ideologi berbeda. Anda memiliki semuanya saat ini," lanjut Assad.
Dalam wawancara yang disebut CBS sebagai yang pertama sejak Presiden AS Barack Obama meminta persetujuan kongres untuk menyerang Suriah itu, Presiden Assad kembali membantah pemerintahannya mendalangi serangan senjata kimia bulan lalu.
AS menuduh pasukan Assad membunuh 1.429 orang dalam serangan gas sarin pada 21 Agustus di pinggir ibukota Damaskus. BBC
Berita Populer
-
-
Trump Ancam Rebut Kembali Kendali atas Terusan Panama, Sebut Tarif Berlebihan
-
Berbagai Jenis Bom Buatan Indonesia Unjuk Gigi dalam Pameran Pertahanan di Hanoi Vietnam
-
Brigade Qassam Akui Pejuangnya Tembak Seorang Perwira Tentara Israel di Jalur Gaza Utara
-
Houthi Bombardir Jet F/A-18, Klaim Lumpuhkan Pesawat Tempur Unggulan AS hingga Jatuh di Laut Merah
-
Helikopter Ambulans Ringsek, Tabrak Gedung RS di Mugla Turki, 4 Orang Tewas
Berita Terkini
-
Donald Trump Tepis Isu Serahkan Jabatan ke Elon Musk: Dia Tidak akan Jadi Presiden
-
Israel Disebut Bakal Takut Lihat Kekuatan Iran, Mundur Perlahan untuk Hindari Konflik
-
Media Israel Sebut Iran Masih Jadi Kekuatan Besar, Ragukan Tel Aviv Bisa Hadapi Teheran Jika Perang
-
Ali Khamenei: Iran Tak Punya Proksi di Timur Tengah, Zionis Israel Belum Menang
-
Pesta Natal di Jepang Tingkatkan Semangat Kebersamaan WNI dengan Warga Jepang