News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

OECD: Tahun 2042 Indonesia Bakal Jadi Jawara di Kawasan Asia Tenggara

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas menata uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang sudah dikemas dalam kantung plastik masing-masing Rp 1 miliar yang akan dikirimkan ke sejumlah bank di Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan Braga, Kota Bandung, Selasa (3/9/2013). Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan kembali suku bunga dengan acuan BI rate ke level 7 persen dari sebelumnya di angka 6,5 persen, menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi bagi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang berbasis di Paris dalam laporannya memperkirakan Indonesia tahun 2042 memiliki GNI (Gross National Income) di atas 12.000 dollar AS. Ketinggalan dari Malaysia (2020), China (2026) dan Thailand (2031).

Meskipun demikian GDP (Gross Domestic Product) negara-negara di Asia antara tahun  2014-18 memiliki pertumbuhan ekonomi rata-rata 6.9 persen, di bawah dari diperkirakan semula dengan rata-rata 8.6 persen dan wilayah Asia Tenggara ini akan memainkan peranan yang sangat penting di perekonomian dunia di masa mendatang.

The Economic Outlook for Southeast Asia, China and India, laporan OECD tersebut  yang diterima Tribunnews.com, Selasa (8/10/2013) menuliskan bahwa  Indonesia pertumbuhan ekonominya diproyeksikan tertinggi dibandingkan negara-negara di ekonomi ASEAN-6 dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata antara tahun 2014-18 mencapai 6 persen.

Setelah Indonesia yaitu Filipina (5,8 persen), Malaysia (5,1 persen) dan  Thailand (4,9).
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Singapura rata-rata akan mencapai 3,3 persen. Kamboja, Laos PDR, Myanmar dan Vietnam diperkirakan akan bertumbuh dengan baik dalam jangka waktu menengah.

"Keberhasilan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara akan menghadapi juga banyak tantangan," papar OECD Deputy Secretary General Rintaro Tamaki.

"Untuk bisa menghadapi dengan baik para pengambil kebijakan harus berani mengimplementasikan reformasi struktural guna mengambil kesempatan arus dana modal dunia dan meningkatkan pula kerjasama yang lebih baik serta terintegrasi antar negara-negara di Asia."

Negara di Asia juga diharapkan dapat mendasari perkembangan kepada  peningkatan produktivitas dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik serta peningkatan inovasi yang lebih baik lagi.

Manufaktur akan memainkan peranan penting dalam negara berpenghasilan menengah. Pengembangan sektor finansial, sektor jasa, informasi dan komunikasi teknologi serta jasa bisnis sangat penting diperhatikan. Semua itu menjadi indikator OECD.

Selain itu OECD memperkirakan China dan Indonesia akan semakin ketat (terbatas atau membatasi diri) dalam pasar jasa dibandingkan negara maju lain seperti Jepang dan Korea.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini