TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Pengadilan Prancis menjatuhkan hukuman penjara kepada pengusaha yang menjual puluhan ribu silikon berstandar buruk untuk implan payudara. Jean Claude Mas, pendiri perusahaan Poly Implant Protese, dinyatakan bersalah oleh pengadilan di Marseille.
Skandal ini menimbulkan kepanikan di seluruh dunia dengan sekitar 300.000 wanita di 65 negara terkena dampaknya. Dalam sidang yang dihadiri puluhan perempuan itu, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara empat tahun kepada Claude Mas.
Ia juga diperintahkan untuk membayar 75.000 euro. Kuasa hukum Mas mengatakan ia akan mengajukan banding. Pemerintah Prancis pada 2011 merekomendasikan kepada wanita yang memakai implan PIP untuk melakukan operasi karena dikhawatirkan bocor.
Implan produksi perusahaan PIP itu diisi dengan silikon yang mudah bocor. Karena PIP bangkrut menyusul maraknya skandal ini, sekitar 5.000 wanita yang mengajukan pengaduan atas perusahaan itu diperkirakan akan sulit untuk mendapatkan ganti rugi. Menurut data, lebih dari 42.000 wanita di Inggris melakukan implan, lebih dari 30.000 di Prancis, sekitar 25.000 di Brasil dan 16.000 di Venezuela. BBC
Berita Populer
-
-
Belanda Pasok 3 Peluncur Rudal Patriot ke Ukraina, Kata Menhannya, Ukraina Hadapi Musim Dingin Keras
-
Usir Halus Pasukan Israel yang Tak Mundur-mundur, Lebanon Tambah Tentara Jadi 10 Ribu Personel
-
Pertama Kali dalam Sejarah Israel, Seorang Wanita Diterima di Unit Pasukan Khusus Sayeret Matkal
-
10 Desa di Lebanon Masih Jadi 'Zona Merah' Pasca Israel-Hizbullah Gencatan Senjata
-
Roket-Roket Hizbullah Hasilkan Biaya Perbaikan Pemukiman di Utara Israel Capai Rp 10,877 Triliun
Berita Terkini
-
Setelah Tembaki Warga Lebanon, Israel Malah Tuduh Hizbullah Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
-
Putin: Pusat Pemerintahan Ukraina di Kyiv Bisa Jadi Sasaran Rudal Oreshnik Rusia
-
IDF Serang Lebanon Selatan Hari Ke-2 Gencatan Senjata, Tembaki Warga yang Kembali ke Rumah Mereka
-
130 Personil IDF Tewas, 1.250 Terluka, Hizbullah Ungkap Kerugian yang Dialami Israel di Lebanon
-
Tentara Israel Serang Lebanon Selatan, Serangan Pertama Sejak Perjanjian Gencatan Senjata