Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tidak bisa terbayang sampai saat ini ternyata di Jepang ada orang yang memalsu banyak data di sebuah perusahaan besar setingkat Japan Railways (JR) khususnya JR Hokkaido. Dari 44 lokasi yang diteliti ternyata 33 lokasi memalsukan data.
Hal itu terungkap setelah jumpa pers Direksi JR Hokkaido dipimpin Presiden Makoto Nojima kemarin bersama dua direksi lain, "Kami minta maaf sedalam-dalamnya atas ketidaknyamanan dan keresahan serta masalah yang ada terjadi selama ini ini," katanya dilanjutkan membungkuk bertiga di hadapan pers.
Makoto Toyota, Managing Director JR Hokkaido pun dipecat oleh kementerian transportasi Jepang gara-gara ketidakberesan pengelolaan perusahaan kereta api ini.
Pemalsuan data mulai ketahuan setelah seseorang mengungkapkan 11 November tahun lalu bahwa data-data di perusahaan tersebut dipalsukan.
Lalu wartawan Kyodo 13 November 2013 mewawancarai banyak karyawan jalurĀ bagian perawatan, yang masuk ke dalam yurisdiksi stasiun Onuma, mereka mengakui semua melakukan pemalsuan data.
Mulai 20 November JR Hokkaido memerintahkan semua pengemudi kereta api dan kondekturnya untuk menjalani tes alkohol sebelum bekerja mengoperasikan kereta api. Bila lulus tes barulah boleh menjalankan kereta api.
Dari sekitar 800 karyawannya, 16% sudah dikeluarkan. Terutama 75 orang yang memalsukan banyak data di perusahaan tersebut. Misalnya saja, data besaran rel kereta api dari 49 mm dipalsu ditulis menjadi 12 mm.
Pemalsuan data-data tersebut mengakibatkan kereta api Super Ozora No. 14 mengalami kecelakaan besar 27 Mei 2011 dan enam gerbongnya hancur berantakan serta terbakar habis. Kejadian lebih parah lagi di dalam terowongan Sekisho Line JR Hokkaido.
Empat awak danĀ 248 penumpang ada di dalam kereta tersebut. Sebanyak 79 orang luka parah.
Setelah kecelakaan, 12 September 2011 Presiden JR Hokkaido Naotoshi Nakajima, 64, melakukan bunuh diri. Tubuhnya ditemukan seorang pemancing sekitar satu kilometer pantai Otaru Hokkaido jam 7:55 tanggal 18 September 2011.
Bukan hanya Nakajima saja, Penasehat JR Hokkaido, mantan Presiden JR Hokkaido juga, Shinichi Sakamoto, 73, tanggal 15 Januari 2014 tubuhnya jam 820 pagi ditemukan pasukan bela diri maritim Jepang dekat pelabuhan bagian Selatan Hokkaido. Juga diduga keras karena bunuh diri.
JR Hokkaido Dioperasikan mulai 1987 melayani 2500 kilometer jalur kereta api di Hokkaido. Kalangan buruh mengatakan kelemahan perusahaan tersebut karena kekurangan dana pengelolaan, tetapi bagian lain mengatakan karyawan mengalami krisis etika saat ini.
Pemerintah Jepang lewat Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, "Pemalsuan data sangat tak bisa dimaafkan. Kami tengah mempertimbangkan tuntutan kriminal kepada perusahaan tersebut."