Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Amerika Serikat, mencurigai hilangnya pesawat Malaysia Airlines merupakan bagian dari aksi terorisme.
Untuk memastikan kecurigaan tersebut, Biro Investigasi Federal atau FBI bergabung dengan Interpol untuk menelisik jati diri dua pria yang memakai paspor palsu sehingga bisa ikut dalam pesawat hilang tersebut.
Menurut FBI, seperti yang diberitakan New York Daily News, Selasa (11/3/2014), kedua penumpang pesawat nahas tersebut diduga mendapatkan paspor palsu itu dari seorang pria Iran bernama "Mr Ali."
Pete King, anggota Komite Keamanan Dalam Negeri AS, mengatakan "Mr Ali" diduga membantu dua penumpang Malaysia Airlines tersebut untuk mendapatkan dua paspor hasil curian di Thailand.
New York Daily News memberitakan, seorang pemilik agen perjalanan di Thailand, Benjaporn Krutnait, mengakui mengenal Ali sebagai perantara bagi orang yang ingin mendapatkan tiket pesawat berharga murah.
Sebelum peristiwa hilangnya pesawat itu, Krtunait mengakui dihubungi oleh Ali yang memintanya mencarikan tiket murah dari Kuala Lumpur Malaysia ke Beijing Cina.
Kala itu, menurut Krtunait, Ali mengakui kliennya yang ingin berangkat dari Malaysia ke Cina itu akan menggunakan paspor hasil curian dari Thailand.
Kepolisian Thailand sendiri, hingga kekinian dikabarkan masih mencari sosok bernama Mr Ali tersebut.
"Kami masih melakukan penelusuran. Ini sulit, karena biasanya, orang yang terlibat dalam bisnis seperti itu selalu menggunakan nama alias," tutur petinggi kepolisian Thailand, Letnan Ratchthapong Tia-sood, kepada The Associated Press seperti dikutip New York Daily News.