Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penampilan ninja dengan pakaian gelap, sampai muka pun tertutup, seringkali terkait di kegelapan, malam hari dan semua citra serba gelap, mungkin membawa manusia biasa berpikir apakah ninja juga berselingkuh dengan setan?
Seorang ahli ninja dan generasi ninja terakhir di Jepang dari klan Koka, Jinichi Kawakami yang lahirnya di perfektur Fukui tetapi kehidupan bahkan sebagai Profesor di Universitas Mie (lima jam perjalanan kereta api dari Tokyo), mengungkapkan keterkaitan ninja dengan setan kepada Tribunnews.com baru-baru ini.
"Manipulasi seni bela diri ninjutsu dengan berbagai aliran magic, bukan tidak mungkin. Semua kepada pribadi orang yang bersangkutan yang ingin meningkatkan ilmunya masing-masing dari dasar ilmu bela diri ninjutsu," paparnya.
Dengan demikian apabila seorang ninja memang penasaran ingin sekali menjadi yang "the best" menurutnya, dan bisa lebih canggih lagi, bercampur dengan magic, atau mungkin bahkan dengan setan sekali pun, bukan tidak mungkin hal itu bisa terjadi.
Semua kembali kepada manusianya itu sendiri, sampai sejauh mana dia bisa membuat harmoni pada dirinya, aman, nyaman, damai pada dirinya, apakah memang perlu berselingkuh dengan mahluk gaib atau setan, akhirnya akan berpulang kepada dirinya sendiri.
Pada hakekatnya seorang ninja itu hanya bersandarkan kepada kontrol diri, pikiran dan jiwa, mempelajari ilmu beladiri ninjutsu yang saat ini di dunia dipelajari sedikitnya untuk satu aliran saja ada sekitar 300.000 pengikut.
Misalnya Masaaki Hatsumi dari klan Togakure merupakan pendiri aliran beladiri ninjutsu yang bernama Bujinkan, memiliki murid lebih dari 300.000 orang di dunia.
Penguasaan satu ilmu beladiri tersebut dan bahkan ada ujian-ujiannya kecakapannya pula seperti ilmu bela diri lain seperti karate, yudo dan sebagainya, maka ada level kemampuan dari masing-masing pribadi.
Itulah sebabnya kemampuan ninja pun beraneka ragam tergantung kepada kemampuan diri sendiri dan kemauan keras dari masing-masing pribadi untuk semakin menyempurnakan ilmunya.
Apabila nantinya ada yang berselingkuh dengan setan, tampaknya harus menjadi ninja yang sudah melenceng dari arah aslinya. Hal ini akan menjadi demikian karena berselingkuh dengan setan biasanya memiliki persyaratan tersendiri yang sudah tidak akan sama dengan filosofi yang ada di dalam ninja, antara lain bukan untuk membunuh tetapi justru strategi bertikai dan upaya penyamaran mencari informasi serta strategi menghindari pertikaian fisik.
Sedangkan berselingkuh dengan setan biasanya sudah terkait kental dengan nyawa, kuasa dan pembunuhan atau menghabiskan nyawa seseorang. Yang artinya bukan lagi preventif dan penghindaran, malah kebalikannya, pertikaian dan adu fisik untuk mendapatkan sebuah kekuasaan atau kehebatan. Berarti sudah menyeleweng jauh dari filosofi seorang ninja.
Masih sebagai manusia yang bisa saja tercemar oleh berbagai hal sehingga menjadi ninja yang jahat, ninja yang membunuh, itu merupakan satu pengecualian, bukanlah atau tidak lagi menjadi ninja yang sesungguhnya.
Dengan adanya ninja "jahat" demikian seringkali pula tercitra ninja berpakaian hitam ninja jahat dan ninja berpakaian putih ninja baik.
"Tidak benar itu, ninja tidak berpakaian berwarna warni. Ninja hanya menggunakan pakaian warna biru tua gelap sekali, bahkan bukan berwarna hitam. Tapi di musim salju karena putih semua, dan demi penyamaran agar tak ketahuan terkadang menggunakan baju putih semua pula. Jadi bukan berarti ninja berbaju hitam buruk dan yang berbaju warna putih adalah ninja baik. Jangan salah paham demikian," tekan Kawakami lagi.
Banyak sekali citra ninja yang salah tafsir di masyarakat. Termasuk perselingkuhan dengan setan tersebut. Meskipun demikian bukan tidak mungkin seorang ninja yangmasih manusia biasa tersebut, tergoda pula untuk berselingkuh dengan setan karena mungkin gila kuasa. Hanya sejarah yang akan berbicara dan apabila sudah sangat berbahaya bagi sesama manusia, bukan lagi menciptakan damai atau ketenangan, malah memunculkan ketakutan di tengah masyarakat, biasanya kelompok ninja yang benar akan berusaha sekuat mungkin menyadarkannya, bukan malah membunuhnya.
Apabila ninja tersesat itu tak bisa disadarkan, biasanya top ninja yang akan melakukan penyadaran dengan "agak kasar" supaya dia bisa kembali ke pangkuan ninja yang benar. Apabila sangat terpaksa sekali diakhiri dengan pertikatan, bukan tidak mungkin akan terjadi kematian salah satu pihak.
Memang di dunia selalu ada dua kutub, yang baik dan yang jahat. Mungkin demikian pula kemungkinan itu bisa terjadi di dunia ninja saat ini.