TRIBUNNEWS.COM -- Pernyataan-pernyataan pemerintah Malaysia menuai kecaman baik dari keluarga pesawat Malaysia Airlines yang hilang maupun dari para pengamat penerbangan.
Malaysia dianggap tidak profesional dalam memberikan informasi-informasi seputar hilangnya pesawat Boeing 777-200 dengan nomor penerbangan MH 370 tersebut.
Kritikan tersebut menyusul Malaysia yang kembali meralat kata-kata terakhir di ruangan kokpit sesaat sebelum hilang kontak.
Analis penerbangan Alastair Rosenschein CNN Isa Soares mengatakan, "Well, saya pikir mereka tidak memiliki rencana yang tepat di tempat untuk kecelakaan seperti itu seperti ini. Mereka berbicara dari lembar (teks) yang kemudian diralat," kata Isa.
Dicontohkannya, pada awalnya peristiwa tersebut, seorang pejabat akurat menggambarkan dua orang bepergian dengan paspor dicuri sebagai menyerupai pemain sepak bola Italia hitam .
Direktur Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman saat memberikan keterangan kepada wartawan saat itu bahwa ada seorang penumpang yang mirip pemain bola Italia yaitu Mario Balotelli. "Apakah Anda tahu pesepakbola dengan nama Balotelli. Dia seorang Italia. Apakah Anda tahu bagaimana tampangnya ? Battoli , Battoli , Balloteli , Balloteli."
Sebuah kesalahan mencolok muncul dalam kata-kata terakhir dari kokpit. Pada tanggal 17 Maret , pemerintah Malaysia secara terbuka menegaskan kata-kata terakhir dari kokpit sebagai "baik-baik saja, selamat malam." Tetapi kemudian dilarat lagi menjadi "selamat malam malaysia tiga tujuh nol". (CNN)