TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Dua kotak hitam yang ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina timur akan dikirim ke para penyidik penerbangan Inggris untuk dianalisis. Demikian ungkap otoritas Malaysia.
Keputusan tim yang dipimpin Belanda untuk menyelidiki kecelakaan itu diambil setelah pemberontak pro-Rusia yang mengendalikan lokasi kecelakaan menyerahkan kedua kotak tersebut kepada para pejabat Malaysia, Selasa (22/7/2014) kemarin, menyusul kecaman keras dunia internasional.
Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, adalah prosedur normal untuk mengirim kotak-kotak itu, yang merekam aktivitas kokpit dan data penerbangan, ke laboratorium terdekat yang disetujui badan penerbangan PBB, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organisation/ICAO).
"Tim investigasi internasional, yang dipimpin Belanda, telah memutuskan untuk membawa kedua kotak hitam itu ke Badan Investigasi Kecelakaan Udara Inggris untuk analisis forensik," kata Liow.
Kedua kotak hitam tersebut akan diterbangkan ke Farnborough, Inggris. Sejumlah pejabat Malaysia dan para anggota lain dari tim investigasi juga ikut dalam penerbangan itu.
Sebanyak 298 orang, termasuk 193 warga negara Belanda, yang ada dalam pesawat MH17 itu tewas ketika ditembak jatuh di atas wilayah Ukraina timur yang sedang bergolak, Kamis lalu. Jet penumpang itu diyakini telah ditembak oleh sebuah rudal darat-ke-udara.
Malaysia telah mengumumkan Senin malam tentang kesepakatan dengan kaum separatis yang memproklamasikan diri dari Republik Rakyat Donetsk, setelah melakukan negosiasi langsung. Selain serah terima kedua kotak hitam itu, perjanjian dengan kaum separatis itu juga menyatakan bahwa jenazah para korban kecelakaan akan dikirim ke Belanda untuk analisis sebelum dikirim ke rumah masing-masing, dan menyediakan rute aman ke lokasi yang dikendalikan para pemberontak itu.
Para pemberontak pro-Rusia tersebut dituduh Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya telah menjatuhkan pesawat itu dengan sebuah rudal yang dipasok Moskwa.