Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Matsuri atau festival budaya Jepang yang satu ini sudah ada sejak tahun 940, diadakan setiap tahun dan setiap tanggal 22 Oktober, perpisahan antara musim gugur dan musim dingin. Lokasinya pun sama yaitu di Sakyoku Kyoto dekat kuil Yuki.
Yang dilakukan juga sama yaitu membakar obor besar dan kecil dalam jumlah banyak sekitar 500 obor menerangi daerah sekitar Sakyoku dan menjadi tontonan para wisatawan asing juga di sana.
Acara festival selalu dilakukan malam hari jika sudah gelap. Ratusan orang bahkan mungkin ribuan orang akan berkumpul, sambil mengiringi api obor yang dibawa ramai-ramai semua orang meneriakkan saireiya sairyou, yang artinya festival, festival terbaik. Ada satu obor raksasa dengan berat 100 kilogram dan panjang 4 meter dibawa bersama.
Upacara ini dilakukan dalam rangka untuk menenggelamkan keadaan kecemasan yang ada di masyarakat berturut-turut seperti konflik dan gempa besar yang sering terjadi pada saat itu. Acara festival ini juga sebagai pelindung dari bagian utara Kota Kyoto yang diabadikan dalam istana kekaisaran Heian-kyo (Kuil Yuki).
Berbagai orang menyalakan api unggun dari alang-alang yang tumbuh di Kamogawa sepanjang 1 km. Penduduk juga percaya akan adanya keajaiban di Kuil Yuki yang dapat melindungi mereka, menjauhi dari kesulitan kehidupan.
Berangkat dari kuil tersebut arak-arakan dibawa ke depan pintu gerbang Candi Kurama Terayama. Lalu dikumpulkan dibakar di satu tempat, kemudian dibagi-bagi semua orang. Setelah sedikit upacara ritual, ramai-ramai obor dibawa berarakan di sekitar Desa Kurama tersebut. Jam 2 pagi festival selesai. Karena terus bergerak berarakan, pengunjung pun yang ada dilarang diam tetapi harus berjalan mengikuti arah arak-arakan agar tak terjadi kecelakaan. Festival ini diikuti banyak orang.
Pengaturan dilakukan sehari sebelumnya. Sebagai bagian dari keramaian dan hiruk pikuk keamanan, pengaturan lalu lintas pejalan kaki diletakkan sementara pada jalan Anbatera gerbang kuil mulai hari sebelumnya. Perjalanan dari Stasiun Kurama turun ke sebelah selatan jalan dari jalan ke arah Kurama Onsen dan melalui (tangga batu di bawah) gerbang kuil sebelum Kurama Station, pergi ke seberang sungai dari sungai yang mengalir melalui bagian belakang rumah-rumah yang ada di pinggir jalan.
Untuk peraturan lalu lintas, kendaraan umum lalu lintas (termasuk sepeda) benar-benar dilarang di sekitar lokasi matsuri. Sedangkan parkir sepeda disediakan ke arah Kibuneguchi (Kurama dekat sekolah dasar).
Transportasi dari sore hari, menuju ke Kurama hanya Akira-den Kuramasen, tapi ada kapasitas transportasi terbatas untuk rute gunung, cukup hanya untuk dua mobil bersimpangan. Apabila jumlah pengunjung melebihi kapasitas orang yang bisa ditampung, maka penjualan tiket Kurama di stop. Hal ini karena acara tersebut masih berbau ritual, sesuatu terkait dengan roh, jadi harus bisa terkontrol baik dan tidak terlalu banyak orang yang ditakutkan akan membuat keributan nantinya kalau kebanyakan manusia.
Ada pula festival drum dengan penerangan obor dan lainnya menyemarakkan acara tersebut. Benda-benda festival itu (drum dan obor) selama pertunjukan di sana diharapkan tidak disentuh bagi orang umum.