TRIBUNNEWS.COM, KUCHING - Sebelas korban ledakan tambang batu bara yang menewaskan tiga pekerja termasuk seorang Warga Negara Indonesia, di Pantu, Sri Aman, Malaysia, Sabtu pekan lalu, berada dalam keadaan kritis di unit perawatan intensif Rumah Sakit Umum Sarawak (HUS).
Menurut staf HUS, kondisi mereka kritis tapi stabil dan mereka kesulitan bernapas.Tujuh korban lainnya berada di bangsal perawatan biasa.
Terdapat delapan pekerja lainnya yang menjalani perawatan akibat luka-luka yang mereka derita akibat ledakan. Tiga diantaranya dirawat di Rumah Sakit Sri Aman, dan lima lainnya berada di dua rumah sakit swasta.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang pekerja tambang tewas dalam ledakan tambang yang terjadi pada pukul 09.00 di hari Sabtu kemarin. Identitas mereka adalah, Kardianto (38) warga negara Indonesia, Pang Chung Hyok (29), warga negara Korea Utara, dan Tun Tun Win (29), yang merupakan warga negara Myanmar.
Jenazah mereka saat ini disimpan di Rumah Sakit Sri Aman, dan telah dilakukan proses post-mortem di HUS, Senin (24/11/2014).
Para pekerja yang menjadi korban luka, berasal dari Korea Utara, Indonesia, Myanmar, Tiongkok, dan Bangladesh.
Aparat berwenang masih menyelidiki penyebab ledakan, namun diduga disebabkan oleh konsleting listrik sebuah kipas rusak. Percikan api yang timbul akibat konsleting tersebut, memicu ledakan akibat terpaparnya gas alam di dalam tambang.
Tambang itu terletak sekitar 3 km dari jalan utama Sri Aman, dan telah beroperasi selama delapan tahun. Sebanyak 119 pekerja menggantungkan nafkah mereka di dalam tambang itu, yang terdiri dari 46 orang warga Korea Utara, 19 orang warga Indonesia, 29 warga Myanmar, 15 orang warga Tiongkok, dan 10 orang warga Bangladesh. (Samuel Febriyanto/Thestarmalaysia.com)