Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Penyanderaan yang terjadi di Kafe Lindt, Martin Palace, Sydney, Australia, Senin kemarin, meninggalkan luka mendalam bagi warga negeri kangguru tersebut.
Dikutip dari Dailymail, Selasa (16/12/2014), ribuan orang berkumpul di Martin Palace, untuk menyampaikan rasa dukacita mereka bagi dua orang korban tewas dalam insiden tersebut.
Mereka membawa karangan bunga, serta menaikan doa, seraya meratapi kepergian Tori Johnson (34), dan Katrina Dawson (38).
Beberapa dari mereka terlihat tak kuat menahan pilu, air matapun turun berderai dari kelopak mata mereka.
Diantara mereka terdapat Perdana Menteri Australia, Tonny Abott, Komisioner Kepolisian New South Wales, Andrew Scipione, Premier, Mike Baird, dan Gubernur Jenderal Peter Cosgrove.
"Hati kami pergi bersama dengan mereka yang terperangkap dalam insiden mengerikan ini, dan orang yang mereka cintai. Atas nama semua warga Australia, saya bersimpati kepada keluarga dua sandera yang meninggal semalam," kata Abbott.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan tempur kepolisian Australia (AFP) menyerbu Kafe Lindt di Sydney, Senin (15/12/2014) sekitar tengah malam. Serbuan ini mengakhiri drama penyanderaan selama hampir 16 jam di pusat kota Sydney tersebut.
Suara tembakan senjata dan ledakan granat memenuhi udara di lokasi kafe itu pada Selasa (16/12/2014) pukul 02.00 waktu setempat, atau sekitar pukul 22.00 WIB.
Tiga orang tewas dalam penyanderaan yang terjadi di Kafe Lindt. Selain pelaku, kedua orang tewas lainnya adalah Tori Johnson, dan Katrina Dawson (38) yang bekerja sebagai seorang pengacara.
Johnson, ditembak mati oleh pelaku ketika berusaha merebut senjatanya di dalam kafe lepas pukul 02.00 di hari Selasa.
Sementara Dawson, yang merupakan ibu dari tiga orang putri berusia di bawah 10 tahun meninggal dunia di rumah sakit. dailymail