TRIBUNNEWS.COM, HANOI - Kepolisian Vietnam, Selasa (23/12/2014), menggerebek sebuah perusahaan asal Hongkong dan menyita jutaan keping DVD, termasuk 300.000 keping DVD film porno.
Dalam operasi di kota Hai Phong, di kawasan utara Vietnam, polisi juga menangkap Direktur Huge Gain Holdings Co yang disebut merupakan warga negara Singapura dan wakilnya yang merupakan warga Tiongkok.
Berdasarkan lisensinya, perusahaan itu memproduksi dan memproses nonprogram CD, CDR, VCD, DVD, dan DVDR.
Namun, pernyataan polisi mengatakan bahwa perusahaan itu juga memproduksi VCD dan DVD porno —yang merupakan barang terlarang di Vietnam—untuk dijual di dalam negeri ataupun diekspor ke negara-negara lain.
Setiap bulan, Huge Gain Holdings Co mengekspor sebanyak enam juta keping video, dan sebagian besar merupakan kepingan kosong.
Media-media setempat melaporkan, dari 38 pekerja perusahaan yang berdiri di Vietnam sejak 2003 itu, tujuh di antaranya berasal dari luar negeri, termasuk seorang warga Singapura, dua warga Indonesia, dan empat dari Tiongkok.
Kementerian Keamanan Umum Vietnam sudah memerintahkan kepolisian Hai Phong untuk memperluas penyelidikan mereka dan melacak pihak-pihak yang terlibat dalam kejahatan itu.
Berita Populer
-
-
Mordechai Brafman, Pria Pro-Israel Tembak 2 Orang Israel di Pantai Miami, Dikira Orang Palestina
-
Harga Emas Terus Naik di Tengah Ketidakpastian Prospek Ekonomi
-
Daftar Kecelakaan Pesawat AS Sepanjang Tahun 2025: Terbaru, Delta Air Lines Mendarat Terbalik
-
Gedung Putih Sebut Zelensky Picik Setelah Tolak Tawaran Perjanjian Mineral dengan Amerika
-
Uni Eropa Ubah Strategi Perang Dagang, Batasi Impor Pangan Asal AS Untuk Balas Sanksi Trump
Berita Terkini
-
Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir
-
Sumpah Serapah Zelensky saat AS-Rusia Lakukan Pertemuan Tanpa Ukraina: Tak akan Buahkan Hasil
-
Usai Dialog Rusia-AS di Arab Saudi, Eropa Dilema: Apakah Harus Kirim Pasukan ke Ukraina
-
Tiru Kebijakan Amerika, Vietnam PHK 100 Ribu PNS Demi Hemat Kas Negara Miliaran Dolar AS
-
Meningkatnya Risiko dalam Peliputan Berita di Kamboja