Dalam truk itu, ia mengaku melihat pemandangan mengerikan, setumpuk mayat manusia dalam jumlah banyak yang menurutnya nampak menggunung. Mayat-mayat itu bertubuh kurus kering, seperti tulang berbungkuskan kulit.
Di atas tumpukan itu ia melihat seorang wanita yang masih hidup dalam keadaan telanjang. Ia tengah membelai kepala salah satu jenazah dengan salah satu tanggannya.
Survivor Auschwitz lainnya, Susan (Zuzka) Kluger (80), mengatakan dirinya dibawa ke kamp konsentrasi pada tahun 1944 bersama dengan ibunya, Helen, dan adiknya yang masi berusia 13 tahun, Lilian.
Baik adik, dan ibunya dibunuh di dalam kamar gas, namun nasibnya jauh lebih beruntung. Ia dijadikan budak dan dipaksa untuk bekerja keras.
"Ketika anda sudah pernah ke neraka dan selamat, tidak ada masalah selain menjadi bahagia. Saya mencintai anak-anak saya. Saya memberi mereka 100 persen cinta, semua yang ibu saya berikan kepada saya, karena itu semua yang anda miliki," tuturnya.
Tujuh puluh tahun lalu di akhir pekan ini, komandan kamp Nazi meninggalkan pos mereka, setelah Tentara Merah Uni Soviet berhasil memasuki kota.
Mereka meninggalkan puluhan barak, dan meledakan kamar gas menggunakan dinamit.
Tentara Soviet tiba di kamp Auschwitz pada 27 Januari 1945, dan menemukan kurang dari 6000 tahanan masih hidup di dalam kamp.(Dailymail)