TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk sebagian kita akan gemetar ketika berhadapan dengan laba-laba berbisa atau tepi tebing tinggi yang berbahaya.
Namun wanita asal Amerika Serikat (AS) ini memiliki kelainan biologis, dan ia tidak mengenal rasa takut.
Wanita berinisial SM itu dicoba untuk ditempatkan dalam situasi yang mengancam jiwa, namun ia tidak terpengaruh. Dia tidak panik ketika ditodong oleh senjata api, atau pisau dan bahkan tidak menelepon polisi setelah serangan tersebut.
Dia juga hampir mati akibat dipukuli oleh suami pertamanya, namun ia tidak pernah merasa takut.
Ketika dihadapkan dengan seekor ular berbisa, dia sangat penasaran hingga harus menahan diri untuk menyentuhnya.
SM telah menjadi subyek penilitian medis selama satu dekade, namun ia belum pernah diwawancarai oleh media sebelumnya. Hal itu menurut tim ahli saraf dari Universitas Iowa, karena dikhawatirkan orang akan mengambil ketuntungan dari kondisinya tersebut.
Sehingga Dr Daniel Tranel, dari Universitas Iowa, mewakilinya untuk melakukan wawancara dengan wartawan di stasiun radio NPR melalui podcast Invisibilia mereka.
Dr Tranel mulai dengan meminta SM (44), ibu dari tiga orang anak itu, untuk menggambarkan apa rasa takut itu.
"Nah, itulah yang saya sedang coba, jujur, saya benar-benar tidak tahu," jawabnya seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (22/1/2015).
Ia kemudian menceritakan sebuah kejadian sewaktu ia masih kecil, ketika ia merasa takut. Ia menceritakan sewaktu itu ia takut melihat ikan lele hasil tangkapan ayahnya karena takut akan digigit. Namun menurutnya itu satu-satunya ia mengalami gejolak emosi.
Dan kondisi yang dia miliki ini, membuat setiap orang yang mengengar pengalaman hidupnya bergidik.
Ia bercerita, sewaktu putranya masih kecil, ia sedang pergi ke sebuah toko swalayan ketika seorang pria di bangku taman memanggilnya.
"Dia kemudian mencengkeram baju saya, dan ia menodongkan pisau ke tenggorokan saya dan mengatakan kepada saya ia akan memotong saya," ujarnya.
"Saya katakan kepadanya, silahkan potong saya dan saya akan datang kembali, dan akan mengejar anda," lanjutnya.
Pria itu kemudian melepaskannya, dan ia berjalan pulang. Namun ia tidak melaporkan kejadian itu ke polisi, karena ia tidak melihat bahaya.
SM memiliki kondisi genetik langka yang disebut penyakit Urbach-Wiethe, yang menyebabkan bagian otaknya mengeras dan merana.
Penyakit Urbach-Wiethe memiliki tiga gejala utama: orang-orang dengan kondisi memiliki suara serak, benjolan kecil di sekitar mata mereka dan deposit kalsium di otak.
Deposit tersebut menyebabkan bagian dari otaknya mengapur dan mengeras, yang dapat menyebabkan epilepsi atau kelainan lainnya.
Dalam kasus SM, struktur yang menyerupai biji almond yang disebut amigdala ditemukan di dalam otak telah berkalsifikasi dan terbuang.
Amygdalae sangat penting untuk merespon rasa takut, dan SM sekarang secara harfiah tidak dapat merasa takut.
Biasanya, dalam situasi yang dapat menyebabkan bahaya, amygdalae akan mengirim sinyal ke tubuh yang akan mendorong gejala ketakutan: yaitu denyut jantung meningkat, dan telapak tangan berkeringat.
Dia juga tidak dapat mengenali ekspresi wajah takut pada orang lain.
Dia memiliki rata-rata kecerdasan normal dan merasa emosi lain seperti sukacita, kesedihan, kemarahan dengan cara yang sama seperti orang lain.
Saat ini hanya 400 orang yang mengidap penyakit Urbach-Wiethe di seluruh dunia.