TRIBUNNEWS.COM - Salah seorang pilot di pesawat Jerman yang jatuh di Pegunungan Alpen Perancis meninggalkan kokpit dan tidak bisa masuk lagi sebelum pesawat itu jatuh.
Harian New York Times melaporkan hal itu, Rabu (25/3/20150, dengan mengutip bukti dari perekam suara di kokpit (cockpit voice recorder/vcr) yang telah ditemukan. Kecelakaan yang terjadi Selasa (24/3/2015) itu menewaskan semua 150 orang dalam pesawat itu, yang terdiri dari 146 penumpang dan 6 awak.
"Orang yang di luar itu mengetuk ringan di pintu tetapi tidak ada jawaban," kata seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya kepada Times. "Kemudian dia memukul pintu lebih keras tetapi (tetap) tidak ada jawaban."
"Tidak pernah ada jawaban. Anda bisa mendengar ia sedang mencoba untuk merobohkan pintu," tambah penyidik tersebut.
NBC News yang mengutip laporan Times tersebut belum bisa mengonfirmasi laporan itu. Rabu pagi waktu setempat, Remy Jouty, direktur lembaga investigasi penerbangan Perancis, mengatakan kepada wartawan bahwa terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang mengapa pesawat itu jatuh dalam penerbangan rutin dari Barcelona ke Dusseldorf, Jerman.
"Kami baru saja berhasil mendapatkan sebuah file audio yang berisi bunyi dan suara yang dapat diperiksa," katanya. "Kami berharap untuk punya gambaran kasar pertama dalam hitungan hari, dan punya pemahaman penuh ... akan butuh waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan."
Dia mengatakan, tidak ada ledakan di udara. Pesawat itu "terbang hingga akhir." Namun dia mengatakan, para penyidik tidak memiliki hipotesis tentang mengapa pesawat itu, Germanwings bernomor penerbangan 9525, mulai menukik selama delapan menit dari ketinggian jelajah dan akhirnya jatuh.
Kecelakaan tersebut meninggalkan puing-puing pesawat tersebar di lereng gunung. Medang yang terpencil dan terjal telah menimbulkan tantangan besar bagi para penyidik.
"Sangat sulit untuk memeriksa hal ini karena ada banyak potongan-potongan kecil," kata Xavier Roy, koordinator penerbangan sipil Perancis kepada NBC News dalam sebuah wawancara. "Kami tidak dapat menemukan kokpit atau potongan besar, sehingga sangat sulit untuk memeriksa."
New York Times mengutip seorang pejabat senior militer yang terlibat dalam penyelidikan yang mengatakan bahwa audio kokpit menunjukkan percakapan "yang sangat lancar, sangat tengang" antara para pilot di bagian awal penerbangan itu. Audio tersebut kemudian menunjukkan salah seorang pilot meninggalkan kokpit.
"Kami belum tahu alasan mengapa salah satu dari orang itu keluar," tambah pejabat itu. "Namun yang pasti adalah bahwa hingga akhir penerbangan, seorang pilot yang lain sendirian (di dalam kokpit) dan tidak membuka pintu."
(Egidius Patnistik)