TRIBUNNEWS.COM - Jaksa penyelidik Marseille, Brice Robin, tak mau menggunakan istilah "bunuh diri" dalam menggambarkan tindakan yang dilakukan Andreas Lubitz, co-pilot Germanwings yang diduga sengaja tabrakkan pesawat ke Pegununungan Alpen.
Dengan mengikutsertakan kematian ratusan orang lain, ia menyebut hal itu sama sekali bukan tindakan bunuh diri.
"Seseorang tak berhak mengakhiri hidup ratusan orang lain dan keluarganya," ujar Esteban Rodriguez, pekerja Spanyol yang dua rekannya tewas dalam kejadian tersebut.
Kepala sekolah menengah atas Jerman, yang 16 murid dan 2 gurunya ikut menjadi korban dalam peristiwa itu, sangat terpukul mendengar penjelasan bahwa kopilot pesawatlah yang menabrakkan pesawat ke gunung. Keterangan itu, menurut dia, jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Kanselir Jerman Angela Merkel kepada wartawan bahkan menyebut temuan terbaru terkait tindakan kopilot itu sebagai dimensi baru yang sama sekali tak bisa dipahami bisa terjadi.
Jaksa penyelidik Robin juga memastikan pihak keluarga Lubitz telah tiba di Perancis bersama-sama dengan keluarga korban lain. Akan tetapi, keberadaan mereka sengaja dipisahkan.
Dari kota Montabaur, Jerman, dilaporkan, aparat kepolisian setempat dan otoritas terkait terus menyelidiki dan memeriksa sejumlah barang bukti pribadi Lubitz. Mereka membawa keluar tas besar warna biru dan perangkat komputer dari rumah tinggal keluarga Lubitz, lalu menyegel bangunan itu.
"Saya tak bisa berkata apa-apa. Saya tak punya penjelasan apa pun tentang hal ini. Kenyataan bahwa saya pernah mengenal Andreas (Lubitz) sama sekali tak pernah saya bayangkan," ujar Peter Ruecker, anggota lama klub penerbangan tempat Lubitz pertama kali mendapatkan lisensi terbang beberapa tahun lalu.
Menurut Ruecker, Lubitz sama seperti anak-anak lain di kota itu. Dia anak yang menyenangkan walau kadang sedikit pendiam.
Saat ini, foto Lubitz, yang diambil dari akun Facebook miliknya, tengah beredar di dunia maya. Dalam foto itu, Lubitz duduk berpose sambil tersenyum dengan latar belakang jembatan Golden Gate di San Franscisco, Amerika Serikat.
Penyelidik saat ini juga masih terus mencari kotak hitam kedua di lokasi jatuhnya pesawat. Kotak hitam kedua itu berisi data dari instrumen-instrumen pesawat.
(Wisnu Dewabrata/ BBC/REUTERS)